Jenis-Jenis Media Pembelajaran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dalam
suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran
yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan
dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas
dan respons yang diharapkan, ternasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian,
dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan minat dan
keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu,
sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Media Pembelajaran?
2. Apa Manfaat Media Pembelajaran?
3. Apa Jenis-Jenis Media Pembelajaran?
1.3.TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari Media Pembelajaran.
2.
Untuk
mengetahui manfaat dari Penggunaan Media Pembelajaran.
3.
Untuk
Mengetahui Jenis-jenis Dari Media Pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media
berasal dari bahasa latin, yang merupkan bentuk jamak dari kata medium, yang
berarti sesuatu yang terletak di tengah (antar dua pihak atau kutub) atau suatu
alat.[1]Association
for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu
segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan
Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument
yang dpergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat
mempengaruhi efektifitas program instruksional.[2]Gerald
dan Ely menjelaskan pula bahwa media grafik, fotografi, elektronik, atau
alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan, informasi lisan
atau visual.
Dari beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sesuatu yang bersifat
menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Konsep
media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang,
yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan yang disebut perangkat
lunak (software). Contohnya yaitu bila guru membuat bagan atau tulisan pada
suatu transparansi, kemudian diporoyeksikan melalui overhead projector (OHP),
maka bahan atau materi pada transparan tersebut dinamakan perangkat lunak
(software), sedangkan OHP itu sendiri merupakan alat atau perangkat keras
(hardware) yang digunakan untuk memproyeksikan memproyeksikan (memantulkan)
materi pelajaran pada layar.
2.2. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu
kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih
khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985)
misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang
berbeda‑beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan
media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau
mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima
informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan
demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara
siswa di manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan
informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas
melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa.
Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan
merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media
pembelajaran dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi
lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa
media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa.
Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri
yang aktif tetapi juga siswanya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari
guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering
terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi
pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan
media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan
menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau
proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik
ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan
materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh guru secara verbal.
Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan
materi pelajaran secara berulang‑ulang, sebab hanya dengan sekali sajian
menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses
pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi
pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal
dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi
jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau
mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian
rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa,
kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program‑program
pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer,
memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa
terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa
banyak sumber‑sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu
kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu
terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses
belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih
menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar
mencari sendiri sumber‑sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk belajar
dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk
senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang
guru bukan lagi menjadi satu‑satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi
pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan
lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek‑aspek edukatif
lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dan lain-lain.[3]
2.3. JENIS-JENIS MEDIA
A. MEDIA VISUAL
Media visual
juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut
melalui penglihatannya. Media ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Media
visual yang tidak diproyeksikan
Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang
sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat
lunak. Media ini digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun
penggunaanya. Faktor-faktor seperti tidak adanya aliran listrik, daerah
terpencil, tidak tersedianya peralatan, kelompok kelas kecil menyebabkan guru
memilih media yang dirasa praktis.
Beberapa media visual yang
tidak diproyeksikan antara lain:
a.
Gambar
mati atau gambar diam
Gambar dapat memberikan gambaran yang telah lalu atau potret
(gamabaran) masa yang akan dating. Menurut Edgar Dale (1963) gambar dapat
mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke
taraf pengalaman yang lebih konkrit (pengalaman langsung).[4]
b.
Diagram
Gambar berfungsi sebagai penyederhana sesuatu
yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada
umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang
menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya
secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau
sifat-sifat proses yang ada.
c.
Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang
menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan
ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian
tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan
dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol
serta karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.
d.
Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain,
batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan
pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan
memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
e.
Grafik
Disusun berdasarkan prinsip matematik dan
menggunakan data-data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal yang berfungsi untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis
dengan cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam
hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik
diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik
gambar.
2.
Media
visual yang diproyeksikan
Media ini merupakan media visual yang dapat diproyeksikan pada
layar melalui suautu pesawat proyektor. Media ini terdiri dari dua unsur yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu perangkat keras dan perangkat
lunak. Melalui pesawat proyektor, materi atau perangkat lunak yang berwujud
gambar, bagan atau tulisan dapat diproyeksikan pada layar. Pesawat yang
digunakan untuk menampilkan gambar tersebut disebut perangkat lunak.
Beberapa jenis media visual yang diproyeksikan
a.
Overhead
Projector (OHP)
OHP merupakan suatu pesawat yang memproyeksikan sesuatu melalui
atas kepala. Maksudnya, bahwa sinar yang dipantulkan alat ini melampaui kepala
orang yang menggunakannya.
b.
Slide
Projector (Projector film bingkai)
Media ini terdiri dari film yang digunting satu per satu kemudian
diberi bingkai dari kertas Koran atau plastik.
c.
Filmstrip
Projector
Film ini sama dengan slide, akan tetapi tidak dipotong-potong,
melainkan dibiarkan dengan gulungan satu rol, kemudian diproyeksikan dengan
projector film strip.
Kelebihan media visual
1.
Media bersifat konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal
atau non visual sehingga lebih
memudahkan dalam pengaplikasiannya.
2.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yasng diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual
yang menarik dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami
pelajaran yang disampaikan.
3.
Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para peserta didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas. Melalui penggunaan
media visual yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta
didik.
4.
Lebih efiektif dan efisien
dibandingkan media verbal lainnya karena jenisnya yang beragam, pendidik
dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan
sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.
5.
Penggunaannya praktis, maksudnya media visual ini
mudah dioperasikan oleh setiap orang yang memilih media-media tertentu,
misalkan penggunaan media OHP.
Kelemahan Media Visual
1.
Tidak
dapat menimbulkan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi maupun suara.
2.
Visual
yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar.
3.
Produksi,
biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya
sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.
B. MEDIA AUDIO
Media
audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima
pesan melalui indra pendengaran.[5] Media audio dalam dunia pembelajaran diartikan sebagai bahan pembelajaran
yang dapat disajikan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga terjadi proses belajar
mengajar. Berdasarkan pengembangan pembelajaran, media audio dianggap sebagai
bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan dan digunakan oleh
guru dan siswa. Materi pelajaran dapat diurutkan penyajiannya, serta bersifat
tetap, pasti, dan juga dapat digunakan untuk media instruksional belajar secara
mandiri. Terdapat beberapa jenis media audio, antara lain
a. Radio
Radio merupakan media audio yang disiarkan.[6] Suara yang mengandung pesan dikomunikasikan atau diinformasikan melalui
alat atau microfon yang kemudian akan dipancarkan melalui gelombang
elektromagnetik dan penerima pesan (pendengar) menangkap informasi tersebut
melalui pesawat radio.
Fungsi radio adalah menyampaikan pesan bahan pelajaran yang dapat
didengar oleh penerima pesan atau pembelajar. Penggunaan radio sebagai media pembelajaran
perlu memperhatikan waktu setepat-tepanya, artinya mulai pada waktu yang tepat
dan berakhir pada waktu yang tepat pula.
b. Audio kaset
Audio kaset berupa pita magnetis yang dapat menghasilkan suara jika
diputar dalam tape recorder. Audio kaset cukup efektif dan efisien untuk
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas untuk keterampilan mendengar.
Rekaman audio merupakan jenis media yang tepat digunakan untuk pembelajaran
bahasa, Al Qur’an dan latihan-latihan yang bersifat verbal. Misalnya , rekaman
untuk pelajaran bahasa asing, rekaman pidato, bacaan Al Qur’an, pendidikan
agama untuk suatu forum pengajian, rekaman bacaan-bacaan sholat, do’a-do’a
haji, dan sebagainya.
Kelebihan media audio
1.
Tidak
begitu mahal untuk kegiatan pembelajaran
2.
Bisa diproduksi,
materi audio dapat dengan mudah diduplikat dengan bantuan piranti lunak dan
perangkat yang sesuai.
3.
Mudah
dipindahkan, sehingga dapat mengatasi kebutuhan perpindahan dari
satu ruang ke ruang lainnya.
4.
Radio dapat lebih
memusatkan perhatian siswa melalui kata-kata yang digunakan.,
5.
Dapat
digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau
diputar kembali.
6.
Dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
7.
Menyediakan informasi
terbaru, siaran audio biasanya berbasis berita, pidato, presentasi, atau
penampilan langsung.
8.
Dalam
pengoperasiannya relatif sangat mudah.
Kelemahan media
audio
1.
Sifat
komunikasinya hanya satu arah,sehingga tidak diperoleh umpan balik secara
langsung.
2.
Pesan yang disiarkan
bersifat desentralisasi sehingga guru tidak dapat mengontrol pesan tersebut.
3.
Media audio tidak dapat menampilkan symbol
digit,sehingga memerlukan bantuan media visual.
4.
Media
ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
5.
Pengembangan
program audio yang baik akan menyita waktu.
6.
Penentuan
cara penyampaian informasi dapat menimbulkan kesulitan bila pendengar memilki
latar belakang serta kemampuan mendengar yang berbeda.
7.
Perhatian terhadap hak cipta masih kurang
sehingga berkas audio dengan mudah dapat diperbanyak tanpa izin resmi
(illegal). Hal tersebut menimbulkan pelanggaran hak cipta.
8.
Urutan yang kaku,
artinya berkas audio yang sudah terekam tidak dapat dengan mudah dimajukan atau
diundur seperti pada media cetak.[7]
C. MEDIA GRAFIS
Media
grafis termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan
kepenerima pesan. Saluran yang digunakan adalah mengutamakan indra penglihatan
(visual). Agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, pesan yang
disampaikan di tuangkan kedalam, symbol komunikasi yang digunakan adalah symbol
visual. Simbol-simbol pesan yang dituangkan
perlu dipahami terlebih dahulu.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa media grafis
berfungsi untuk: menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan
fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
divisualisasikan, media grafis, sederhana dan mudah pebuatannya, dan termasuk
media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.
Media grafis banyak sekali macamnya, beberapa diantaranya
sebagai berikut:
1. Gambar atau foto.
Gambar atau foto yang merupakan media yang
paling umum digunakan orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat
dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai di mana-mana, serta banyak memberikan
penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.perbedaan antara media gambar atau
foto dengan verbal adalah, (1) media gambar atau foto, memvisualkan apa adanya
secara detail, (2) verbal (kata-kata), kelemahannya terletak pada keterbatasan
daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan, sehingga mingkin ada hal-hal yang
tercecer atau terlupakan dalam menyampaikan pesan.
Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan
gambar, tentu merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar. Maka penggunaan
gambar atau foto harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, dan tujuan yang
diinginkan.[8]
Kelebihan gambar atau foto:
1. Sifatnya konkrit, lebih realis menunjukkan pada pokok masalah bila
dibandingkan dengan verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua benda, objek,
peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan pembelajar tidak dapat dibawa ke kelas,
dan pembelajar tidak dapat dibawa ke obyek tersebut. Maka perlu diciptakan
dengan membeuat gambar atau foto benda tersebut.
3. Gambar dapat mengatasi keterbatasan panca indera. Misalnya, hewan bersel
satu tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang, tetapi dengan mikroskop.
Apabila tidak menggunakan mikroskop, maka dapat direkayasa dengan bentuk gamabar
atau foto.
4. Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia berapa saja.
5. Media ini, lebih murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan tanpa
memerlukan peralatan.
Kelemahan media gambar atau foto:
1. Lebih menekankan persepsi indera mata.
2. Benda terlalu kompleks, kurang efektif untuk pembelajaran, dan
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Media gambar
atau foto yang baik
sebagai media pengajaran, harus memenuhi lima syarat, yaitu:
1. Harus autentik, artinya gambar haruslah jujur melukiskan situasi seperti
apa adanya atau sesuai dengan benda aslinya.
2. Sederhana, komposisinya hendaklah cukup jelas menunjukkan point-point pokok
dalam gambar.
3. Ukurannya relatif, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kedil, tetapi
juga disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar atau foto, harus menampilkan suatu
benda atau objek yang telah dikenal pembelajar dan sifatnya aktual. Umpamanya,
obyek atau peristiwa yang belum dikenal pembelajar ditampilkan dalam gambar
atau foto, pembelajar akan sulit membayangkan benda atau obyek tersebut. Untuk
menghindari hal tersebut, hendaklah dalam gambar atau foto terdapat sesuatu
yang telah dikenal pembelajar sehingga dapat membantunya membayangkan gambar
tersebut.
4. Gambar atau foto harus mengandung unsur gerak dan perbuatan. Artinya,
gambar atau foto yang baik tidaklah menunjukkan suatu obyek atau kejadian dalam
keadaan diam, tetapi memperlihatkan suatu aktifitas, kegiatan, atau perbuatan
tertentu. Untuk itu, bagi pengajar yang akan menggunakan gambar atau foto untuk
menjelaskan matei pembelajaran, pilihlah gambar atau foto yang mengandung
aktifitas, gerak, atau suatu perbuatan.
5. Gambar atau foto yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Mungkin saja, gambar atau foto hasil karya pembelajar, seringkali
lebih baik, walaupun dari segi mutunya kurang baik. Maka untuk gambar atau foto
yang baik sebagai media pembelajar, hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.[9]
2. Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar
yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Dalam menggunakan sketsa,
pengajar dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk gambar sedrhana atau draf
kasar, yang dapat digunakan dalm proses pembelajaran.
Manfaat sketsa
a. Menarik perhatian pembelajaran.
b. Menghindari banyak verbalisme.
c. Memperjelas sajian pesan kepada pembelajar.
d. Harganya cukup murah, dan
e. Media ini dapat digunakan langsung oleh pengajar pada saat menerangkan di
depan kelas.
Penggunaan sketsa dalam aktivitas pembelajaran
adalah pengajara dapat menjelaskan sesuatu secara lisan atau verbal. Apabila
pengajar ingin penjelasannya lebih jelas dan dapat menarik perhatian
pembelajar, sebaiknya pengajar menunjukkan benda-benda sebenarnya, tetapi
langkah ini memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak. Maka pilihan
menggunakan sketsa adalah merupakan alternatif yang menguntungkan dalam suatu
proses pembelajaran, sebab selain dapat dibuat pengajar sendiri secara langsung
dan cepat. Pengajar juga sambil membuat dan kemudian menjelaskan pelajaran.
3. Diagram.
Diagram atau skema adalah gambar sederahana yang
dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan
garis-garis. Diagram suatu gambar sederhana yang mengunakan garis-garis dan
simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari obyek secara garis besar,
menunjukkan hubungan yang ada anatar komponennya atau sifat-sifat dari suary
proses yang disajikan.
Isi diagram pada umunya berisi hal-hal sebagai
berikut:
1) Petunjuk-petunjuk suatu masalah,
2) Dapat menyederhanakan hal-hal yang kompleks,
3) Dapat memperjelas penyajian pesan, dan
4) Diagram yang baik adalah sangat sederhana, hanya memuat bagian-bagian
terpenting yang dapat diperlihatkan.
Ciri-ciri diagram yang perlu diketahui adalah
sebgai berikut:
1) Diagram bersifat simbolik, abstrak dan kadang-kadang sulit dimengerti.
2) Untuk membaca diagram harus mempunyai latar belakang tentang apa yng
didiagramkan.
3) Walaupun sulit dimengerti, tetapi sifatnya yang padat, dan dapat
memperjelas arti.
Selain itu, diagram atau skema yang baik sebagai media pembelajaran adalah:
1) Benar, digambar rapi, diberi judul, label, dan penjelasan-penjelasan yang
perlu.
2) Cukup besar dan ditempatkan secara strategis, dan
3) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum. Yaitu dari kiri ke
kanan dari atas ke bawah.[10]
4. Bagan atau Chart
Bagan atau chart adalah gambaran suatu situasi atau suatu proses
yang dibuat dengan garis gambar atau tulisan. Fungsi pokoknya dalam menyajikan
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit apabila hanya disampaikan secara tertulis
atau lisan secara verbal.
Tujuan pembuatan bagan atau chart untukdigunakan dalam proses
pembelajaran, adalah:
a.
Menerangkan
suatu situasi, suatu proses secara simbolik dengan menggunakan garis-garis,
gambar-gambar, dan tulisan.
b.
Menerangkan
bermacam-macam keterangan menjadi satu.
c.
Memberi
gambaran tentang hubungan antara sesuatu keadaan dengan keadaan lain secara
simbolis di dalam situasi.
5.
Grafik (graphs).
Media grafik adalah gambaran tentang suatu situasi atau proses
perkembangan dengan menggunakan deretan angka, garis-garis dan kata-kata yang
berisikan suatu pengertian. Media grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan untuk melengkapinya seringkali
digunakan simbol-simbol verbal.
Tujuan umum pembuatan grafik adalah untuk memperlihatkan perbandingan,
informasi kualitatif dengan cepat dan sederhana. Jadi, apabila sebuah grafik
ruwet dan sulit dibaca berarti akan kehilangan manfaat yang berharga.
Fungsi grafik
adalah:
a.
Menerangkan
data kualitatif secara teliti.
b.
Menerangkan
perkembangan atau perbandingan suatu obyek atau peristiwa yang saling
berhubungan singkat dan jelas. Grafik disusun berdasarkan prinsip matematika
dengan menggunakan data-data yang komparatif.
Beberapa manfaat atau kelebihan media grafik, adalah sebagai berikut:
a.
Grafik
bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungannya.
b.
Grafik
dengan cepat memudahkan dan memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi
dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah,
pertumbuhan dan arah.
c.
Penyajian
data grafis, jelas, cepat, menarik, ringkas dan logis. Maka semakin ruwet data
yang disajikan semakin baik grafik penampilannya dalam bentuk statistik yang
cepat dan sederhana.
Karena itu, konsep yang ruwet-ruwet akan lebih efektif
diperlihatkan, bila dituangkan kedalam sebuah rangkaian grafik yang lebih
sederhana dari pada grafik yang ruwet.
Beberapa ketentuan grafik yang baik untuk digunakan sebagai media
pembelajaran, adalah:
a.
Jelas
dilihat oleh seluruh kelas.
b.
Hanya
menyajikan satu ide setiap grafis.
c.
Ada
jarak atau ruang kosong antar kolom-kolom.
d.
Warna
yang digunakan kontras dan harmonis.
e.
Berjudul
dan ringkas.
f.
Sederhana
(simplicity).
g.
Mudah
dibaca (legalicity)
h.
Praktis
mudah diatur (manageability)
i.
Menggambarkan
kenyataan (realisme)
j.
Menarik
(attractiveness), dan
k.
Jelas
dan tidak memerlukan informasi tambahan (appropiatenes), teliti (accuracy).
D.
MEDIA TIGA DIMENSI
Media
tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka.
Model adalah benda tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang
terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau
terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari pembelajar dalam wujud
aslinya. Boneka merupakan jenis model yang digunakan untuk memperlihatkan
permainan.
1.
Benda asli
Benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikut
sertakan berbagai indra dalam belajar. Hal ini disebabkan karena benda asli
memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar kecilnya, berat, warna, dan
adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik
sendiri bagi pembelajar.Jadi, benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya
dan seutuhnya.
Sebagai contoh, sebilah keris adalah benda asli, akan tetapi
apabila keris tersebut tanpa hulu, maka keris tersebut bukan benda asli lagi,
melainkan sebagian dari padanya, dan seterusnya. Selain itu, seekor binatang
yang di awetkan dalam botol berisi formalin, dan binatang tersebut tidak
termasuk benda asli, tetapi disebut specimen atau barang contoh.
Dengan dasar ini, apabila menggunakan benda asli, adalah
benda-benda nyata atau makhlukhidup (real materials) dalam pengajaran adalah
hal yang paling baik. Karena dalam menampilkan benda-benda asli tersebut tentu
memiliki ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, dan lain-lain.[11]
2.
Benda Model
Benda model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan
ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan
hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian
dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil.
Sebagai contoh, kita dapat melihat gerhana matahari atau gerhana
bulan, namun kita tidak akan pernah dapat melihat proses gerhana bulan dan
matahari yang sebernarnya yang menyebabkan gerakan itu. Untuk memudahkan proses
pembelajaran, gerakan gerhana matahari atau bulan dibuatkan modelnya untuk
memperlihatkan apa yang hendak diketahui.
Dalam pembelajaran, tidak selalu atau harus menggunakan benda-benda
asli. Artinya benda-benda tersebut dapat digantikan dengan benda-benda tiruan.
Penggunaan benda-benda pengganti atau benda-benda tiruan, berfungsi untuk
menggantikan benda-benda sebenarnya. Penggunaan benda-benda tiruan perlu
dilakukan pengajar dengan pertimbangan:
a.
Mungkin
benda tersebut sulit didapatkan
b.
Benda
tersebut jauh tempatnya
c.
Benda
tersebut terlalu kecil atau terlalu besar, dan
d.
Mungkin
benda tersebut merupakan benda yang dilindungi oleh cagar budaya.[12]
3.
Alat tiruan sederhana atau mock-up
Alat tiruan sederhana banyak digunakan dalam pendidikan teknik dan
industry untuk menjelaskan kerjanya bagian-bagian dari sebuah alat atau mesin. Di
pendidikan kemiliteran juga banyak menggunakan mock-up untuk menerangkan fungsi
dari bagian-bagian senjata. Jadi, dapat dikatakan bahwa mock-up adalah suatu
penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih
ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek
utamanya dari suatu proses utama mudah dimengerti pembelajar.
Alat
tiruan sederhana adalah tiruan dari benda sebenarnya diaman sengaja dipilih
bagian-bagian yang memang penting dan yang diperlukan saja untuk dibuat
sesederhana mungkin supaya mudah dipelajari. Selain itu, umunya bagian-bagian
pada mock-up dapat digerakkan dan bukan mati. Gerakan itu, selain menjelaskan
sangat efektif untuk belajar, sebab gerakan itu sendiri merupakan daya tarik
dan juga menunjukkan realitas sesuai dengan obyek aslinya. Sebagai contoh kita
membuat mock-up sebuah jam dari karton yang paling sederhana, yang jarum-jarumnya
dapat digerakkan untuk mengajari anak-anak menggunakan waktu. Dapat juga
diguanakan untuk mengajari anak-anak tentang waktu-waktu sholat.
4. Diaroma
Diaroma adalah sebuah pemandangan tiga dimensi
mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Diaroma,
biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau obyek-obyek ditempatkan di
pentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajiannya.
Diaroma sebagai media pembelajaran terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu
bumi, ilmu hayat, sejarah dan bahkan dapat diusahakan untuk berbagai macam mata
pelajaran.
Cara membuat diaroma tidak terlalu sukar,
karena bahan-bahan tidak perlu diperlukan yang mahal. Diaroma dapt dibuat dari
bahan-bahan yang mudah didapatkan. Contohnya pohon-pohon yang dibuat dari kawat
dan dibalut dengan kertas berwarna hijau. Semak-semak dapat dibuat dari karet
karet busa hujau, dan untuk padang rumput dicari lumut, untuk rumah-rumahan
dapat dibuat dari karton, kemudian diberi warna. Untuk orang-orang dapat dibuat
dari lilin atau kain yang dibalut berbentuk manusia kemudian diberi pakaian, dan lain-lain.[13]
E.
MEDIA AUDIOVISUAL
Media
pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli,
ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak
jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana
sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural
sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis
media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media
audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual.
Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua
jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual.[14]Sedangkan
Dale mengemukakan bahwa bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak
manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut
(Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa “Media Audio Visual adalah Media
instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan
didengar)”.Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media
hanya dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat Bantu yang dipakai
adalah alat Bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang
dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya
serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan
aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20,
alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio
sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA).
“Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope).
Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang pendidik
lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan
informasi yang sedang berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan
darimana pun.[15]
Sejak saat itu
alat audiovisual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan
juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam
penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Menurut seorang
ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media pendidikan mempunyai
ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara,Visual dan gerak. Teknologi
yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja
atas dasar prinsip mekanis, kemudian lahir teknologi Audio-Visual yang
menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual
mempunyai sifat sebagai berikut:
a.
Kemampuan
untuk meningkatkan persepsi.
b.
Kemampuan
untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
c.
Kemampuan
untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau
pengetahuan hasil yang dicapai.
d.
Kemampuan
untuk meningkatkan retensi (ingatan).
1. Macam-macam
Media Audio Visual.
A. Media
Audio Visual Gerak
Media
audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi
penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang
bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video
tape, dan film bergerak.
a.
Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam
frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan
cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Kemampuan film
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Film jenis
media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan
pendidikan. Film dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep
yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan
mempengaruhi sikap.
b. Video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan
gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan
dapat bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti
misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.
Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti
bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
c. Televisi
Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar
diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini
menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik
dan mengkorversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan dan suara
yang dapat didengar. Televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan
dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat
dihubungkan melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang
menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang
lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu memiliki cirri-ciri sebagai
berikut: (1) dituntun oleh instruktur (seorang guru atau instruktur yang
menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual), (2) sistemati (siaran
berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman
belajar yang terencana), (3) teratur dan berurutan (siaran disajikan dengan
selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran diabangun atau
mendasari diaran lainnya), dan (4) terpadu (siaran berkaitan dengan pengalaman
belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan,
mennulis, dan pemecahan masalah).[16]
B. Media
Audio Visual Diam
Media audio visual diam atau Audio Visual tidak
murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda.jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah sound slide.
a. Sound slide (Film bingkai suara)
Slide
atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap,
karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip
termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan
slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah
diproduksi. Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat
digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang
melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon
emosional. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami
konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide bersuara
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan
semakin banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin
banyaknya indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep.
Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi
komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
2.
Karakteristik
Media Audio
Visual
Teknologi audio visual cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik media audio
visual adalah sebagai berikut:
a. Bersifat
linier.
b. Menyajikan
visual yang dinamis.
c. Digunakan
dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang.
d. Merupakan
representative fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
e. Dikembangkan
menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
f. Umumnya berorientasi kepada guru dengan
tingkat pelibatan interaktif murid yamg rendah.
g. Mampu menghadirkan informasi atau
pesan dalam wujud gambaratau visual dan suara secara riil,
nyata.
h. lebih
mengutamakan Visual dari pada suara, meskipun tidak bisa lepas dengan suara
yang berperan melengkapi informasi atau pesan visual.
3. Kelebihan dan Kekurangan Media AudioVisual
1. Kelebihan
Media Audio Visual
a.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
b.
Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera,
seperti: Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai,
film atau model, Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar, Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu
dengan tame lapse atau high speed photografi, Kejadian atau peristiwa yang
terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai,
foto maupun secara verbal, Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dll., Konsep yang terlalu luas (gunung ber
api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai,
gambar,dll.
c.
Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran
tutorial.
2. Kekurangan Media Audio Visual
a. Terlalu
menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap
memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
b. Media
audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
c. Media
audiovisual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media
audio-visual cenderung tetap di tempat.[17]
F.
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET
Education Association (NEA) mendefinisikan
sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional. Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode,
dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
Menurut
Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu
secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung menggunakan
definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya
lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode
sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya.
Sedangkan
pengertian media pembelajaran berbasis Internet (E-Learning) adalah
media pembelajaran menggunakan internet sebagai medianya dalam rangka
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran.
A. Media Pembelajaran Berbasis Internet
Kemajuan
ICT, proses ini dimungkinkan dengan menyediakan sarana pembelajaran online
melalui internet dan media elektronik. Konsep pembelajaran berbasis ICT seperti
ini lebih dikenal dengan e-learning. E-Learning atau electronic
learning kini semakin merupakan salah satun cara untuk mengatasi masalah
pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda beda dengan e-learning,
namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan
jasa elektronika sebagai alat bantunya. E Learning memang merupakan
suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk
menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning.
Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’
dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam
pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat
komputer atau kombinasi dari ketiganya. Pengertian formal istiah e learning diberikan
oleh beberapa pakar diantaranya yang banyak diadopsi adalah pendapat Harley,
yang menyatakan bahwa e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
Internet, Intranet atau media jaringan Komputer lain. Sedangkan menurut Learn
Frame bahwa e-learning, disebut juga Tb- Learning
(Technology-based Learning) adalah sistem pendidikan yang menggunakan
semua aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar termasuk
jaringan Komputer (Internet, Intranet, Satelit), media elektronik (audio,
tv, CD-ROM).
Dalam
konsep e-learning, tidak saja materi pelajaran disediakan secara online,
tetapi juga ditandai dengan adanya suatu sistem (berupa software) yang
mengatur dan memonitor interaksi antara guru dan siswa (dosen dengan siswa),
baik bersifat langsung (synchronoius) atau tertunda (asynchronoius).
Dalam e-learning sistem ini dikenal dengan istilah LMS atau CMS (Learning
atau Course Management System). Software LMS komersial yang popular
diantaranya adalah WebCT, Blacckboard, TopClass, eCollege. Sedangkan yang
merupakan open source yang banyak dikenal di antaranya adalah Dokeos (yang
dipakai UNEJ) dan Moodle. LMS atau CMS tidak saja menyediakan ruang bagi dosen
untuk menaruh materi pelajaran tetapi juga menyediakan fasilitas lain seperti
komunikasi langsung (chatting, teleconference, video conference), komunikasi
tertunda (e-mail, mailing-list), pelacak progress (progress
tracking), materi pelajaran (silabus, materi pelajaran, kumpulah soal-soal,
latihan online).[18]
B. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Ada beberapa
keunggulan e-learning dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional di antaranya adalah :
a.
Pembelajaran
jarak jauh, e-learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa
harus secara fisik menghadiri kelas.
b.
E-Learning
dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran.
c.
E-Learning
menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi
atau program pendidikan.
d.
E-Learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau
materi, peserta didik dengan dosen, guru, instruktur maupun sesame peserta didik.
e.
Fleksibilitas
dari sisi waktu dan tempat. Suasana tidak menegangkan. Dengan e-learning suasana
belajar tidak menegangkan seperti tatap muka langsung. Siswa lebih berani
melakukan latihan online karena tidak takut malu atau dibentak kalau
melakukan kesalahan.
f.
Mudah
meremajakan materi. Berbeda dengan meremajakan materi pelajaran yang tersusun
dalam bentuk buku cetak, materi online dapat diremajakan setiap saat.
g.
Peserta
didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan karena
menggunakan alat bantu seperti video, audio dan juga dapat menggunakan alat
bantu seperti komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan komputer.
Selain
memiliki beberapa keunggulan, pemanfaatan e-learning pun memiliki
beberapa kekurangan yakni :
a.
Terutama
dari sisi kebutuhan investasi jaringan pendukung dengan perangkat lunaknya.
Untuk dapat memperoleh manfaat yang optimal dari e-learning dibutuhkan
dukungan jaringan yang tepat dan stabil.
b.
Guru
banyak yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih belum
terampil menggunakan fasilitas seperti video dan komputer.
c.
Bagi
orang yang gagap teknologi, sistem ini belum bisa diterapkan.
d.
Keterbatasan
jumlah Komputer yang dimiliki oleh Sekolah juga menghambat pelaksanaan e-learning.
e.
Kehadiran
guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid
telah menghilang dari ruang-ruang elektronik ELearning ini.[19]
D.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Pengertian
Media Pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Konsep media pembelajaran
mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras
(hardware) dan materi atau bahan yang disebut perangkat lunak (software).
Manfaat
dari Media Pembelajaran adalah Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan,
Proses Pembelajaran lebih jelas dan menarik, Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, Efisiensi dalam waktu dan
tenaga, Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, Media memungkinkan proses
pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, Media dapat
menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar,
Mengubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif.
Jenis-jenis
Media Pembelajaran Media Visual, Media Audio, Media Grafis, Media Benda (3D),
Media Audiovisual, Media Berbasis Internet.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah
,Sri,Media Pembelajaran (Surakarta:Yuma Presindo.2009)
Asnawir
dan M. Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers.2002)
Hujair AH.Sanaky,Media
Pembelajaran (Yogyakarta:Safiria Insania Press.2009)
Hamzah,Amir
Suleiman, Media Audio-Visual untuk Pengajaran, penerangan, dan penyuluhan, (Jakarta:
PT Gramedia, 1985),
Hamalik
,Oemar, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya, 1989),
Sudjana ,Nana, Media Pengajaran. (Surabaya
: Pustaka dua, 1978).
Menggunakan google sebagai penunjang pembelajaran,
dalam : http://www.bergaul.com/pages/blog/
showblog.php?blogid=16309,
Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pada
Pukul 15.35
Menggunakan
google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.learnframe.com/, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pukul 15.45
[1] Sri Anitah,Media
Pembelajaran (Surakarta:Yuma Presindo.2009) hlm 4.
[2] Asnawir dan M.
Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers.2002) hlm 11.
[4] Op.Cit.
Sri Anitah.hlm 8.
[5] Ibid.
hlm 39.
[6]
Hujair AH.Sanaky,Media Pembelajaran (Yogyakarta:Safiria Insania
Press.2009) hlm 94.
[7] Ibid, hlm 65
[8] Dr. Arief S.
Sadiman, M. Sc, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. Hlm 78
[9]
Ibid, Hlm 90
[10]
Ibid, hlm 89
[11]
Menggunakan
google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.learnframe.com/, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pukul 15.45
[13] Ibid,
hlm 201
[14] Amir Hamzah
Suleiman, Media Audio-Visual untuk Pengajaran, penerangan, dan penyuluha, (Jakarta:
PT Gramedia, 1985), hlm 11
[16] Arif Sadiman, op.cit
hlm. 61
[19]Menggunakan google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.bergaul.com/pages/blog/ showblog.php?blogid=16309, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pada Pukul 15.35
0 komentar:
Posting Komentar