Fatimah binti Muhammad SAW
(Puteri-puteri Teladan dalam Islam)
(Puteri-puteri Teladan dalam Islam)
Sumber:
"Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW" (terjemahan dari buku
"An-Nisaa' Haula Ar-Rasuul") yang disusun oleh Muhammad Ibrahim
Salim. Disalin oleh: Hanies Ambarsari.
Fatimah
adalah "ibu dari ayahnya." Dia adalah puteri yang mulia dari dua
pihak, yaitu puteri pemimpin para makhluq Rasulullah SAW, Abil Qasim, Muhammad
bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Dia juga digelari Al-Batuul,
yaitu yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal
keutamaan, ilmu, akhlaq, adab, hasab dan nasab.
Fatimah
lebih muda dari Zainab, isteri Abil Ash bin Rabi' dan Ruqayyah, isteri Utsman
bin Affan. Juga dia lebih muda dari Ummu Kul-tsum. Dia adalah anak yang paling
dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda :"Fatimah adalah darah
dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang
mengganggunya juga menggangguku." [Ibnul Abdil Barr dalam
"Al-Istii'aab"]
Sesungguhnya
dia adalah pemimpin wanita dunia dan penghuni syurga yang paling utama, puteri
kekasih Robbil'aalamiin, dan ibu dari Al-Hasan dan Al-Husein. Az-Zubair bin
Bukar berkata :"Keturunan Zainab telah tiada dan telah sah riwayat, bahwa
Rasulullah SAW menyelimuti Fatimah dan suaminya serta kedua puteranya dengan
pakaian seraya ber- kata :"Ya, Allah, mereka ini adalah ahli baitku. Maka
hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya."
["Siyar A'laamin Nubala', juz 2, halaman 88]
Dari
Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Datang Fatimah kepada Nabi SAW meminta
pelayan kepadanya. Maka Nabi SAW bersabda kepadanya : "Ucapkanlah
:"Wahai Allah, Tuhan pemilik bumi dan Arsy yang agung. Wahai, Tuhan kami
dan Tuhan segala sesuatu yang menurunkan Taurat, Injil dan Furqan, yang
membelah biji dan benih. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu
yang Engkau kuasai nyawanya. Engkau-lah awal dan tiada sesuatu sebelum-Mu.
Engkau-lah yang akhir dan tiadasesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang batin dan
tiada sesuatu di bawah-Mu. Lunaskanlah utangku dan cukupkan aku dari
kekurangan." (HR. Tirmidzi)
Inilah
Fatimah binti Muhammad SAW yang melayani diri sendiri dan menanggung berbagai
beban rumahnya. Thabrani menceritakan, bahwa ketika kaum Musyrikin telah
meninggalkan medan perang Uhud, wanita-wanita sahabah keluar untuk memberikan
pertolongan kepada kaum Muslimin. Di antara mereka yang keluar terdapat
Fatimah. Ketika bertemu Nabi SAW, Fatimah memeluk dan mencuci luka-lukanya dengan
air, sehingga darahsemakin banyak yang keluar. Tatkala Fatimah melihat hal itu,
dia mengambil sepotong tikar, lalu membakar dan membubuhkannya pada lukaitu
sehingga melekat dan darahnya berhenti keluar." (HR. Syaikha dan Tirmidzi)
Dalam kancah pertarungan yang dialami, tampaklah peranan puteri Muslim supaya
menjadi teladan yang baik bagi pemudi Muslim masa kini.
Pemimpin
wanita penghuni Syurga Fatimah Az-Zahra', puteri Nabi SAW, di tengah-tengah
pertempuran tidak berada dalam sebuah panggung yang besar, tetapi bekerja di
antara tikaman-tikaman tombak dan pukulan-pukulan pedang serta hujan anak panah
yang menimpa kaum Muslimin untuk menyampaikan makanan, obat dan air bagi para
prajurit. Inilah gambaran lain dari pute sebaik-baik makhluk yang kami
persembahkan kepadada para pengantin masa kini yang membebani para suami dengan
tugas yang tidakdapat dipenuhi.
Ali
r.a. berkata :"Aku menikahi Fatimah, sementara kami tidak mempunyai alas
tidur selain kulit domba untuk kami tiduri di waktu malam dan kami letakkan di
atas unta untuk mengambil air di siang hari. Kami tidak mempunyai pembantu
selain unta itu." Ketika Rasulullah SAWmenikahkannya (Fatimah), beliau mengirimkannya
(unta itu) bersama satu lembar kain dan bantal kulit berisi ijuk dan dua alat
penggiling gandum, sebuah timba dan dua kendi. Fatimah menggunakan alat
penggiling gandum itu hingga melecetkan tangannya dan memikul qirbah (tempat
air dari kulit) berisi air hingga berbekas pada dadanya. Dia menyapu rumah
hingga berdebu bajunya dan menyalakan api di bawah panci hingga mengotorinya
juga. Inilah dia, Az-Zahra', ibu kedua cucu Rasulullah SAW :Al-Hasan dan
Al-Husein.
Fatimah
selalu berada di sampingnya, maka tidaklah mengherankan bila dia meninggalkan
bekas yang paling indah di dalam hatinya yang penyayang. Dunia selalu mengingat
Fatimah, "ibu ayahnya, Muhammad", Al-Batuul (yang mencurahkan
perhatiannya pada ibadah), Az-Zahra' (yang ce-merlang), Ath-Thahirah (yang
suci), yang taat beribadah dan menjauhi keduniaan. Setiap merasa lapar, dia
selalu sujud, dan setiap merasa payah, dia selalu berdzikir. Imam Muslim
menceritakan kepada kita tentang keutamaan-keutamaannya dan meriwayatkan dari
Aisyah' r.a. dia berkata :"Pernah isteri-isteri Nabi SAW berkumpul di
tempat Nabi SAW. Lalu
Datang
Fatimah r.a. sambil berjalan, sedang jalannya mirip dengan jalan Rasulullah
SAW. Ketika Nabi SAW melihatnya, beliau menyambutnya seraya berkata
:"Selamat datang, puteriku." Kemudian beliau mendudukkannya di sebelah
kanan atau kirinya. Lalu dia berbisik kepadanya. Maka Fatimahmenangis dengan
suara keras. Ketika melihat kesedihannya, Nabi SAW berbisik kepadanya untuk
kedua kalinya, maka Fatimah tersenyum. Setelah itu aku berkata kepada Fatimah
:Rasulullah SAW telah berbisik kepadamu secara khusus di antara
isteri-isterinya, kemudian engkau menangis!" Ketika Nabi SAW pergi, aku
bertanya kepadanya :"Apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu ?"
Fatimah menjawab :"Aku tidak akan menyiarkan rahasia Rasul Allah
SAW." Aisyah berkata :"Ketika Rasulullah SAW wafat, aku berkata kepadanya
:"Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku
apa yang dikatakan Rasulullah SAW
kepadamu itu ?" Fatimah pun menjawab :"Adapun sekarang, maka baiklah.
Ketika berbisik pertama kali kepadaku, beliau mengabarkan kepadaku bahwa Jibril
biasanya memeriksa bacaannya terhadap Al Qur'an sekali dalam setahun, dan
sekarang dia memerika bacaannya dua kali. Maka, kulihat ajalku sudah dekat.
Takutlah kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang
mendahului- mu." Fatimah berkata :"Maka aku pun menangis sebagaimana
yang engkau lihat itu. Ketika melihat kesedihanku, beliau berbisik lagi
kepadaku, dan berkata :"Wahai, Fatimah, tidakkah engkau senang menjadi
pemimpin wanita-wanita kaum Mu'min atau
ummat ini ?" Fatimah berkata :"Maka aku pun tertawa seperti yang
engkau lihat."
Inilah
dia, Fatimah Az-Zahra'. Dia hidup dalam kesulitan, tetapi mulia dan terhormat.
Dia telah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga berbekas pada
tangannya. Dia mengangkut air dengan qirbah hingga berbekas pada dadanya. Dan
dia menyapu rumahnya hingg berdebu bajunya. Ali r.a. telah membantunya dengan
melakukan pekerjaan di luar. Dia ber- kata kepada ibunya, Fatimah binti Asad
bin Hasyim :"Bantulah pekerjaan puteri Rasulullah SAW di luar dan
mengambil air, sedangkan dia akan men- cupimu bekerja di dalam rumah :yaitu
membuat adonan tepung, membuat roti dan menggiling gandum."
Tatkala
suaminya, Ali, mengetahui banyak hamba sahaya telah datang kepada Nabi SAW, Ali
berkata kepada Fatimah, "Alangkah baiknya bila engkau pergi kepada ayahmu
dan meminta pelayan darinya." Kemudian Fatimah datang kepada Nabi SAW.
Maka beliau bertanya kepadanya :"Apa sebabnya engkau datang, wahai anakku
?" Fatimah menjawab :"Aku dating untuk memberi salam kepadamu."
Fatimah merasa malu untuk meminta kepadanya, lalu pulang. Keesokan harinya,
Nabi SAW datang kepadanya, lalu bertanya : "Apakah keperluanmu ?"
Fatimah diam.
Ali
r.a. lalu berkata :"Aku akan menceritakannya kepada Anda, wahai
Rasululllah. Fatimah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga melecetkan
tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika
hamba sahaya datang kepada Anda, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta
pelayan dari Anda, yang bisa membantunya guna meringankan bebannya."
Kemudian
Nabi SAW bersabda :"Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan kepada
kamu berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasakan kelaparan.
Aku tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual hamba sahaya itu dan
uangnya aku gunakan untuk nafkah mereka."
Maka
kedua orang itu pulang. Kemudian Nabi SAW datang kepada mereka ketika keduanya
telah memasuki selimutnya. Apabila keduanya menutupi kepala, tampak kaki-kaki
mereka, dan apabila menuti kaki, tampak kepala-kepala mereka. Kemudian mereka
berdiri. Nabi SAW bersabda :"Tetaplah di tempat tidur kalian. Maukah
kuberitahukan kepada kalian yang lebih baik daripadaapa yang kalian minta
dariku ?" Keduanya menjawab :"Iya." Nabi SAW bersabda: "Kata-kata
yang diajarkan Jibril kepadaku, yaitu hendaklah kalian mengucapkan :
Subhanallah setiap selesai shalat 10 kali, Alhamdulillaah 10 kalidan Allahu
Akbar 10 kali. Apabila kalian hendak tidur, ucapkan Subhanallah 33 kali,
Alhamdulillah 33 kali dan takbir (Allahu akbar) 33 kali."
Dalam
mendidik kedua anaknya, Fatimah memberi contoh : Adalah Fatimah menimang-nimang
anaknya, Al-Husein seraya melagukan :"Anakku ini mirip Nabi, tidak mirip
dengan Ali."
Dia memberikan contoh
kepada kita saat ayahandanya wafat. Ketika ayahnya menjelang wafat dan sakitnya
bertambah berat, Fatimah berkata : "Aduh, susahnya Ayah !" Nabi SAW
menjawab :"Tiada kesusahan atas Ayahanda sesudah hari ini." Tatkala
ayahandanya wafat, Fatimah berkata :"Wahai, Ayah, dia telah memenuhi
panggilang Tuhannya. Wahai, Ayah, di surfa Firdaus tempat tinggalnya. Wahai,
Ayah, kepada Jibril kami sampaikan beritanya."
Fatimah
telah meriwayatkan 18 hadits dari Nabi SAW. Di dalam Shahihain diriwayatkan
satu hadits darinya yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam riwayat
Aisyah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu
Dawud. Ibnul Jauzi berkata :"Kami
tidak mengetahui seorang pun di antara puteri-puteri Rasulullah SAW yang lebih
banyak meriwayatkan darinya selain Fatimah."
Fatimah
pernah mengeluh kepada Asma' binti Umais tentang tubuh yang kurus. Dia berkata
:"Dapatkah engkau menutupi aku dengan sesuatu ?" Asma' menjawab
:"Aku melihat orang Habasyah membuat usungan untuk wanita dan mengikatkan
keranda pada kaki-kaki usungan." Maka Fatimah menyuruh membuatkan keranda
untuknya sebelum dia wafat. Fatimah melihat keranda itu, maka dia berkata
:"Kalian telah menutupi aku, semoga Allah menutupi aurat kalian."
[Imam Adz-Dzhabi telah meriwayatkan dalam "Siyar A'laamin Nubala'. Semacam
itu juga dari Qutaibah bin Said ...dari Ummi Ja'far]
Ibnu
Abdil Barr berkata :"Fatimah adalah orang pertama yang dimasukkan ke
keranda pada masa Islam." Dia dimandikan oleh Ali dan Asma', sedang Asma'
tidak mengizinkan seorang pun masuk. Ali r.a. berdiri di kuburnya dan berkata :
Setiap dua teman
bertemu tentuakan berpisah
dan semua yang di luar
kematian
adalah sedikit
kehilangan satu demi satu
adalah bukti bahwa
teman itu tidak kekal
Semoga
Allah SWT meridhoinya. Dia telah memenuhi pendengaran, mata dan hati. Dia
adalah 'ibu dari ayahnya', orang yang paling erat hubungannya dengan Nabi SAW
dan paling menyayanginya. Ketika Nabi SAW terluka dalam Perang Uhud, dia keluar
bersama wanita-wanita dari Madinah menyambutnya agar hatinya tenang. Ketika
melihat luka-lukanya, Fatimah langsung memeluknya. Dia mengusap darah darinya,
kemudian mengambil air dan membasuh mukanya.
Betapa
indah situasi di mana hati Muhammad SAW berdenyut menunjukkan cinta dan sayang
kepada puterinya itu. Seakan-akan kulihat Az-Zahra' a.s. berlinang air mata dan
berdenyut hatinya dengan cinta dan kasih sayang. Selanjutnya, inilah dia,
Az-Zahra', puteri Nabi SAW, puteri sang pemimpin. Dia memberi contoh ketika keluar
bersama 14 orang wanita, di antara mereka terdapat Ummu Sulaim binti Milhan dan
Aisyah Ummul Mu'minin r.a. dan mengangkut air dalam sebuah qirbah dan bekal di
atas punggungnya untuk member makan kaum Mu'minin yang sedang berperang
menegakkan agama Allah SWT.
Semoga kita semua, khususnya kaum
Muslimah, bisa meneladani para wanita mulia tersebut. Amiin yaa
Robbal'aalamiin.
Wallahu a'lam bishowab.
0 komentar:
Posting Komentar