Senin, 13 April 2015

MAKALAH SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Makalah Sumber Belajar

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dalam pelaksanaan program belajar mengajar peran guru dirasa sangatlah penting, sebab guru dituntut untuk melukiskan strategi proses belajar mengajar sebelum pelajaran itu dimulai. Salah satu komponen dalam penyusunan desain belajar mengajar (instruksional) adalah sumber belajar. Sumber belajar itu mencakup apa saja yang dapat di gunakan untuk membantu tiap orang dalam  belajar dan menampilkan kompetensinya , sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar  di organisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkan sumber belajarnya secara efektif dan efesien. Jika tidak, maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang dan buku yang ada hanyalah sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa. Untuk itu, agar mendapatkan gairah siswa dalam belajar, siswa perlu di beri kesempatan untuk mencari data dari berbagai sumber agar dapat belajar  dengan sebaik-baiknya. Selain itu, usaha mengembangkan sistem belajar mengajar yang efektif juga dapat memberikan  Selain itu, usaha mengembangkan sistem belajar mengajar yang efektif juga dapat memberikan motivasi terhadap kreatifitas guru. Hal ini berdasarkan suatu asumsi bahwa satuan pelajaran akan berhasil apabila semua stategi, alat serta bahan yang digunakan sesuai dengan situasi peserta didik dan sesuai pila dengan keadaan yang dihadapinya sehingga tidak menyimpang dari konsep yang akan dicapai.

2.      Rumusan Masalah
a.       Apa Pengertian Sumber Belajar dan Ciri-Ciri Sumber Belajar ?
b.      Apa saja jenis-jenis sumber belajar dan fungsi sumber belajar ?
3.      Tujuan Masalah
a.       Mengetahui Pengertian dan Ciri-Ciri Sumber Media Belajar.
b.      Mengetahui jenis sumber belajar dan fungsi sumber belajar


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sumber Belajar   
Dalam pasal 1 no 20 Undang-Undang Republik Indonesia, No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dari apa yang terdapat dalam Undang-Undang RI tentang Sisdiknas tersebut jelaslah bahwa sumber belajar, di samping pendidik, mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan pendidik[1].
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya[2].
Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Kalau kita ingat kembali pengalaman kita sejak SD hingga sekarang begitu banyak sumber belajar sekarang ini. Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen, teman sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya. Diluar sekolah, kita banyak belajar pula dari orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku, majalah, koran, radio, televisi, film, atau dari pengalaman dan peristiwa tertentu. Sumber-sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi mengerti serta karena sumber-sumber itu pulalah kita dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Edgar Dale menyatakan, sumber belajar adalah pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. maksudnya adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan[3].
2.      Ciri-ciri sumber belajar
Telah dikemukakan bahwa sumber belajar adalah suatu daya, kekuatan yang dapat memberi sesuatu yang kita perlukan dalam rangka proses instruksional. Oleh karea itu, apabilasuatu daya tidak dapat memberi terhadap apa yan diinginkan sesuai dengan tujuan instruksional, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar. misalnya, disaat kita memerlukan ahli dibiadang Apadahal yang tersedia ahli bidang B yang tidak dapat menjelaskan tentang bidang A berarti bahwa ahli bidang B tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan instruksional. Atau bidang B dapat sebagai sumber belajar setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Oleh karena itu dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia, agar dalam pencapaian tujuan instruksional dapat efektif dan efisien.
Secara garis besar sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar-mengajar sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.
b.      Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.
c.       Dengan adanya klasifikasi sumber belajar maka, sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.
b)      Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
c)      Hanya dipergunakan untk berbagai tujuan atau secara insidental.
d)     Dapat diperguanakan untuk berbagai tujuan instruksional.
d.   Sumber belajar yang dirancang (resources by designed) mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media.[4]
3.    Bentuk atau keadaan fisik sumber belajar
Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology), terdapat enam macam sumber belajar yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar / lingkungan[5]. Keenam sumber belajar tersebut juga merupakan komponen system pembelajaran, artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran (padanan untuk kata instructional), selalu terdapat keenam komponen tersebut diantaranya yaitu:
Komponen
Pengertian
Contoh
Pesan



Pelajar atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.
Semua bidang study atau mata pelajaran seperti IPS/sejarah, IPA/ilmu fisika, bahasa, politik, ekonomi, logika, etika. Kesehatan, dll.
Orang

Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, mengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
Guru pembina, guru pembimbing, tutor, murid, pemain, pembicara tidak termasuk kurikulum peneliti, prosedur teknisi. Dll yang tidak langsung berinteraksi dengan siswa.
Bahan
Suatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
Transparasi, slid, film, films stip, audiotape, vidiotape, buku, modul, majalah, bahan pengajar terprogram dll.

Alat
Sesuatu (bisa disebut hardware atau perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan didalam bahan
Proyektor, slide, filmstip, film, overhead, vidiotape atau cassete, recorder, pesawat televisi dll.
Teknik
Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunkan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
Pengajaran terprogram belajar sendiri, mastery learning, discovery learning, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya jawab dll.
Lingkungan
Situasi sekitar dimana pesan diterima
Lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, studio, auditorium, musium, taman, dll
Lingkungan non fisik : penerangan, sirkulasi udara dll.
Pembagian lain terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:
1.      Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, denah dan lain-lain.
2.      Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, audio kaset dan lain-lain.
3.      Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual, studio, lapangan dan lain-lain.
4.      Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain-lain.[6]
5.      Sumber-sumber  masyarakat: berupa obyek-obyek peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagai mana dari berbagai bdang yang meliputi: daerah, penduduk, sejarah, jenis-jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, kebudayaan, dan politik. Dan untuk mempelajari hal-hal tersebut diperlukan berbagai pengabdian sosial, kerja pengalaman dan lain-lain.[7]
6.      Lingkungan sebagai sumber belajar: Guru sering mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugasnya karena kurangnya sumber atau bahan pengajaran. Hal tersebut terjadi karena minimnya jumlah buku serta alat peraga yang tersedia. Namun demikian, jika guru kreatif, maka guru tidak perlu merasa kesulitan sebab mereka dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar .
Diberlakukannya MBS semakin membuka peluang bagi guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan demikian maka guru telah mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
Betapapun kecil atau terpencilnya suatu sekolah sekurang-kurangnya memiliki 4 jenis sumber belajar yang dapat dimanfaatkan yaitu :
a) Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
b) Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
c) Bahan sisa yang tidak dipakai dan barang yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaraan, tetapi kalau diolah dapat menjadi sumber belajar.
d) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dimasyarakat cukup menarik perhatian siswa.
Guru yang kreatif akan selalu menggali sumber-sumber yang ada di lingkungannya. Dengan demikian maka pembelajaran yang berlangsungpun akan selalu menarik, aktif, dan menyenangkan bagi semua siswa karena banyaknya sumber belajar yang bisa digali dan dimanfaatkan secara kreatif oleh guru.[8]
4.      Tujuan dan Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Karena itu tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi sumber belajar yang digunakan. Sehingga sumber belajar yang dirancang, tujuan dan fungsinya akan lebih eksplisit, dipengaruhi oleh perancang (guru) sumber itu sendiri, serta sangat tergantung karakteristik pada masing-masing sumber belajar yang digunakan.
Seorang ahli hukum yang berfungsi sebagai narasumber akan membawa missi yang berhubugan dengan hukum serta mempunyai tujuan agar para penerima pesan dapat mengerti dan memahami hukum. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap sumber belajar selalu mempunyai tujuan.
Tujuan dari sumber belajar itu sendiri adalah:
1. Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar.
2. Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topic sehingga membuat peserta didik menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil belajar yang lebih bermutu.
3. Meningkatkan ketrampilan berpikir seperti keterampilan dalam memecahkan persoalan.
Sedangkan fungsi dari sumber belajar adalah :
Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan :
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara :
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara :
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan :
(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar
(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu :
(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.[9]
5.      Faktor-faktor Pemilihan Sumber Belajar
Agar dapat diketahui hakikat sumber belajar secara lebih jelas, disamping komponen-komonen, ciri-ciri serta dapat memanfaatkan sumber belajar lebih efektif dan efisien perlu pula diketahui faktor-faktor sumber belajar pada umumnya antara lain meliputi:
·         Perkembangan teknologi. Dewasa ini sejalan dengan perkembangan zaman maka muncullah berbagai sumber belajar modern yang bisa dimanfaatkan jasanya seperti halnya film, slides, film strips yang bisa digunakan sebagai sumber belajar yang dirancang. Demikian pula dengan sumber belajar yang tidak dirancang seperti wawancara dengan narasumber dapat menggunakan teknik rekaman melalui fotografi, video atau audio.
·         Nilai-nilai budaya setempat. Sering ditemukan bahan yang diperlukan sebagai sumber belajar yang dipengaruhi oleh budaya setempat, diantaranya nilai-nilai budaya yang diyakini oleh masyarakat setempat. Seperti tempat bekas peninggalan upacara ritual pada masa lampau yang masih dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar.
·         Keadaan ekonomi pada umumnya. Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang mempengaruhi sumber belajar dalam hal upaya pengadaannya, jenis atau macamnya. Seperti: lembaga pendidikan mengadakan beberapa sumber belajar dalam jumlah yang cukup memadai dan bervariasi. Hal ini pastinya membutuhkan dana yang cukup besar dan tidak murah. Maka dari itu, kebutuhan dan pemanfaatan sumber belajar disesuaikan dengan keadaan ekonomi lembaga tersebut.
·         Keadaan pemakai. Pemakai sumber belajar memegang peran penting karena pemakailah yang memanfaatkan sumber belajar, seperti halnya: bagaimana latar belakang dan pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan pemakai memanfaatkan sumber belajar.[10]
Memilih sumber belajar didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria pemilihan sumber belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun bagi sumber belajar yang dimanfaatkan. Berikut rincian kriterianya:
1.      Kriteria umum, merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya:
a)    Ekonomis. Pengadaan sumber belajar yang bisa dimanfaatkan dengan jangka waktu yang lama (awet) akan lebih ekonomis karena tidak akan mengeluarkan banyak dana dalam waktu singkat.
b) Praktis dan sederhana. Tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit, seperti: pro-slides, opaque projector untuk memproyeksikan gambar, majalah folder, foto dan peta. Sumber belajar ini sangat memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sebaiknya pengadaan sumber belajar disajikan secara praktis dan sederhana agar tidak menghabiskan waktu dan dana yang cukup besar.
c)   Mudah diperoleh. Sumber belajar hendaknya yang bisa didapatkan dengan mudah. Ini bisa diaplikasikan pada sumber belajar yang tidak dirancang karena dapat dicari di lingkungan sekitar.
d)   Bersifat fleksibel. Sumber belajar bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri, seperti halnya kaset video.
e)   Komponen-komponennya sesuai tujuan. Sering kali suatu sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai dan pesan yang dibawa juga cocok. Hal ini merupakan kriteria yang penting.
1.      Kriteria berdasarkan tujuan, antara lain:
a) Sumber belajar untuk motivasi. Pemanfaatan sumber belajar yang mampu membangkitkan minat, mendorong partisipasi, merangsang pertanyaan-pertanyaan dan memperjelas masalah.
b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Kriteria ini biasanya dipakai oleh para guru untuk memperluas bahan pelajaran dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.
c) Sumber belajar untuk penelitian. Sumber belajar yang dapat membantu dalam bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh secara langsung dari masyarakat atau lingkungan melalui penggunaan rekaman audio maupun video.
d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Dalam kriteria ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
·         Menentukan jenis sumber belajar.
·         Mempertimbangkan keaktualan sumber belajar dalam memecahkan permasalahan.
·         Menyimpulkan permasalahan atas dasar sumber belajar.
e)      Sumber belajar untuk presentasi. Ini sama dengan yang dipergunakan dalam kegiatan instruksional, lebih ditekankan sebagai alat, metode atau strategi penyampaian pesan.
Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHP). Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium, tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Oleh karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk selalu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada.
Hal yang perlu diperhatian agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pembelajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu para guru dituntut untuk kraetif dalam menciptak sumber belajar berupa media yang dapat digunakan oleh siswa dalam memahami materi pelajaran.[11]
Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang khusus, melainkan juga sumber belajar yang tinggal dimanfaatkan. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.
Wujud interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektifitasnya. Belajar hanya akan efektif jika si belajar diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu, melalui multi-metode dan multi-media.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Namun sangat disayangkan, belum semua guru yang ada di sekolah memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak guru yang mengandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-guru di sekolah kita. Pemanfaatan sumber belajar lainnya dirasakan kurang. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Padahal banyak sumber belajar yang dapat dimanfatkan oleh guru guna membantu proses pembelajarannya.[12]


BAB III
PENUTUP
1.1  KESIMPULAN
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari atau mendapatkan pengalaman belajar tertentu. Ada beberapa jenis sumber belajar, yaitu pesan, manusia, bahan, peralatan, teknik/metode, dan lingkungan. Sedangkan untuk komponen dari sumber belajar meliputi tujuan sumber belajar, bentuk fisik sumber belajar, pesan yang dibawa oleh sumber belajar, dan tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar. Dalam memilih sumber belajar terdapat kriteria-kriteria yang perlu dipertimbangkan. Untuk merancang sumber belajar, langkah- langkah yang dapat dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan, penetapan sumber belajar, pengembangan sumber belajar, dan evaluasi sumber belajar. Sebagai pendidik, peran guru sangatlah besar karena guru harus bisa memberikan pendidikan yang terbaik kepada peserta didiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu dengan memanfaatkan sumber belajar dengan baik. Oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu menggunakan sumber belajar yang ada sebagai fssilitator dalam pembelajaran. Selain guru, siswa juga diharapkan dapat bersikap kritis terhadap sumber belajar yang digunakan oleh guru. Sehingga proses evaluasi sumber belajar dapat terlaksana dengan seoptimal mungkin.
1.2  SARAN
Untuk memberikan pendidikan yang terbaik, tidak hanya peran dari guru dan siswa saja yang dianggap penting dalam memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Melainkan, orang tua juga diharapkan ikut serta menbantu guru maupun siswa dalam menyediakan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Jadi, antara guru maupun orang tua dapat saling bekerja sama dalam menyediakan sumber belajar yang efektif sesuai dengan yang siswa perlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani, 1997, Media Instruksional Edukatif: PT Rineka Cipta. Jakarta.
Drs. Mudhofir, M.Sc, 1992, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar: PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nana sudjana dan Ahmad Rivai, 2007, Teknologi Pengajaran: Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Anissatul Mufarokah,2009,Strategi Belajar Mengajar: Teras. Jogjakarta.
Supriono S dan Achmad Sapari, 2001,Manajement Berbasis Sekolah: SIC. Surabaya.
Arief, Rahardjo, Anung, Rahardjito, 1984, Media Pendidikan: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.



[1]http://www.gudangmateri.com/2011/04/pengembangan-pusat-sumber-belajar-di.html
[2]http://kabarkantanggamus.blogspot.com/2012/02/sumber-belajar-di-sekolah.html
[3] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 1997) Hal 102
[4] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta;PT Rineka Cipta,1997)hlm.104
[5] Drs. Mudhofir, M.Sc, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 1992) Hal: 1
[6] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 1997),hlm:111
[7] Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar,(Yogyakarta;Teras, 2009), hlm:106
[8] Supriono,S dan Achmad Sapari, Manajement Berbasis Sekolah, (Surabaya; SIC,2001),hlm30
[9]. Nana sudjana dan Ahmad Rivai, 2007, Teknologi Pengajaran: Sinar Baru Algensindo. Bandung, hlm 81
[10] Ibid, hlm.107
[11] http://umum.kompasiana.com/2009/03/24/pemanfaatan-sumber-belsjsr-di-sekolah-4473.html
[12]http://umum.kompasiana.com/2009/03/24/pemanfaatan-sumber-belsjsr-di-sekolah-4473.html

0 komentar:

Posting Komentar