Makalah Sumber Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Dalam pelaksanaan program belajar mengajar peran guru dirasa sangatlah
penting, sebab guru dituntut untuk melukiskan strategi proses belajar mengajar
sebelum pelajaran itu dimulai. Salah satu komponen dalam penyusunan desain
belajar mengajar (instruksional) adalah sumber belajar. Sumber belajar itu mencakup
apa saja yang dapat di gunakan untuk membantu tiap orang dalam belajar dan menampilkan kompetensinya ,
sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila
sumber belajar di organisir melalui satu
rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkan sumber belajarnya
secara efektif dan efesien. Jika tidak,
maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang
dan buku yang ada hanyalah
sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa. Untuk itu, agar mendapatkan gairah siswa dalam belajar, siswa
perlu di beri kesempatan untuk mencari data dari berbagai sumber agar dapat
belajar dengan sebaik-baiknya. Selain itu, usaha mengembangkan sistem belajar mengajar yang efektif juga
dapat memberikan Selain itu, usaha
mengembangkan sistem belajar mengajar yang efektif juga dapat memberikan
motivasi terhadap kreatifitas guru. Hal ini berdasarkan suatu asumsi bahwa
satuan pelajaran akan berhasil apabila semua stategi, alat serta bahan yang
digunakan sesuai dengan situasi peserta didik dan sesuai pila dengan keadaan
yang dihadapinya sehingga tidak menyimpang dari konsep yang akan dicapai.
2.
Rumusan
Masalah
a.
Apa Pengertian
Sumber Belajar dan Ciri-Ciri Sumber Belajar ?
b. Apa saja jenis-jenis sumber belajar dan fungsi
sumber belajar ?
3.
Tujuan
Masalah
a.
Mengetahui Pengertian dan Ciri-Ciri Sumber
Media Belajar.
b. Mengetahui jenis sumber
belajar dan fungsi sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Sumber Belajar
Dalam pasal 1
no 20 Undang-Undang Republik Indonesia, No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.
Dari apa yang
terdapat dalam Undang-Undang RI tentang Sisdiknas tersebut jelaslah bahwa
sumber belajar, di samping pendidik, mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan
berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan sumber
belajar dan pendidik[1].
Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak
hanya dari hasil belajar (output),
namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan
mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya[2].
Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar. Kalau kita ingat kembali pengalaman
kita sejak SD hingga sekarang begitu banyak sumber belajar sekarang ini. Kita
belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap atau norma-norma tertentu
dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen, teman sekelas, buku,
laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya. Diluar sekolah, kita banyak
belajar pula dari orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku,
majalah, koran, radio, televisi, film, atau dari pengalaman dan peristiwa
tertentu. Sumber-sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari
tidak tahu menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi mengerti serta karena
sumber-sumber itu pulalah kita dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Edgar Dale menyatakan, sumber belajar adalah pengalaman
yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala
sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. maksudnya
adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan[3].
2.
Ciri-ciri
sumber belajar
Telah
dikemukakan bahwa sumber belajar adalah suatu daya, kekuatan yang dapat memberi
sesuatu yang kita perlukan dalam rangka proses instruksional. Oleh karea itu,
apabilasuatu daya tidak dapat memberi terhadap apa yan diinginkan sesuai dengan
tujuan instruksional, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar.
misalnya, disaat kita memerlukan ahli dibiadang Apadahal yang tersedia ahli
bidang B yang tidak dapat menjelaskan tentang bidang A berarti bahwa ahli bidang
B tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan instruksional. Atau bidang B
dapat sebagai sumber belajar setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
Oleh karena itu dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan
multimedia, agar dalam pencapaian tujuan instruksional dapat efektif dan
efisien.
Secara garis besar sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses
belajar-mengajar sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.
b. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif
yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku
sesuai dengan tujuan yang ada.
c. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar maka, sumber belajar mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Tidak
terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.
b)
Tidak
mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
c)
Hanya
dipergunakan untk berbagai tujuan atau secara insidental.
d)
Dapat
diperguanakan untuk berbagai tujuan instruksional.
d.
Sumber
belajar yang dirancang (resources by designed) mempunyai ciri-ciri yang
spesifik sesuai dengan tersedianya media.[4]
3.
Bentuk
atau keadaan fisik sumber belajar
Menurut AECT (Association of Education and Communication
Technology), terdapat enam macam sumber belajar yaitu pesan, orang, bahan,
alat, teknik dan latar / lingkungan[5]. Keenam sumber belajar
tersebut juga merupakan komponen system pembelajaran, artinya dalam setiap
kegiatan pembelajaran (padanan untuk kata instructional), selalu terdapat
keenam komponen tersebut diantaranya yaitu:
Komponen
|
Pengertian
|
Contoh
|
Pesan
|
Pelajar atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam
bentuk ide, fakta, arti dan data.
|
Semua bidang study atau mata pelajaran seperti IPS/sejarah,
IPA/ilmu fisika, bahasa, politik, ekonomi, logika, etika. Kesehatan, dll.
|
Orang
|
Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, mengolah, dan penyaji
pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan
pengelolaan sumber belajar.
|
Guru pembina, guru pembimbing, tutor, murid, pemain, pembicara
tidak termasuk kurikulum peneliti, prosedur teknisi. Dll yang tidak langsung
berinteraksi dengan siswa.
|
Bahan
|
Suatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung
pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
|
Transparasi, slid, film, films stip, audiotape, vidiotape, buku,
modul, majalah, bahan pengajar terprogram dll.
|
Alat
|
Sesuatu (bisa disebut hardware atau perangkat keras) yang
digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan didalam bahan
|
Proyektor, slide, filmstip, film, overhead, vidiotape atau cassete,
recorder, pesawat televisi dll.
|
Teknik
|
Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunkan bahan,
peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
|
Pengajaran terprogram belajar sendiri, mastery learning,
discovery learning, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya
jawab dll.
|
Lingkungan
|
Situasi sekitar dimana pesan diterima
|
Lingkungan fisik: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium,
pusat sarana belajar, studio, auditorium, musium, taman, dll
Lingkungan non fisik : penerangan, sirkulasi udara dll.
|
Pembagian lain terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:
1.
Sumber
belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, denah dan
lain-lain.
2.
Sumber
belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, audio kaset dan
lain-lain.
3.
Sumber
belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja
belajar individual, studio, lapangan dan lain-lain.
4.
Sumber
belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi,
permainan dan lain-lain.[6]
5.
Sumber-sumber masyarakat: berupa obyek-obyek peninggalan
sejarah, dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagai mana dari berbagai bdang
yang meliputi: daerah, penduduk, sejarah, jenis-jenis kehidupan, mata pencaharian,
industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, kebudayaan, dan politik. Dan
untuk mempelajari hal-hal tersebut diperlukan berbagai pengabdian sosial, kerja
pengalaman dan lain-lain.[7]
6.
Lingkungan
sebagai sumber belajar: Guru sering mendapat kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya karena kurangnya sumber atau bahan pengajaran. Hal tersebut terjadi
karena minimnya jumlah buku serta alat peraga yang tersedia. Namun demikian,
jika guru kreatif, maka guru tidak perlu merasa kesulitan sebab mereka dapat
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar .
Diberlakukannya MBS semakin membuka peluang bagi guru untuk
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan demikian maka guru telah
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
Betapapun kecil atau terpencilnya suatu
sekolah sekurang-kurangnya memiliki 4 jenis sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan yaitu :
a) Masyarakat desa atau kota di sekeliling
sekolah.
b) Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
c) Bahan sisa yang tidak dipakai dan barang
yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaraan, tetapi kalau diolah dapat
menjadi sumber belajar.
d) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi
dimasyarakat cukup menarik perhatian siswa.
Guru yang kreatif akan selalu menggali sumber-sumber yang ada di
lingkungannya. Dengan demikian maka pembelajaran yang berlangsungpun akan
selalu menarik, aktif, dan menyenangkan bagi semua siswa karena banyaknya
sumber belajar yang bisa digali dan dimanfaatkan secara kreatif oleh guru.[8]
4.
Tujuan
dan Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar
yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Karena itu
tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi
sumber belajar yang digunakan. Sehingga sumber belajar yang dirancang, tujuan
dan fungsinya akan lebih eksplisit, dipengaruhi oleh perancang (guru) sumber
itu sendiri, serta sangat tergantung karakteristik pada masing-masing sumber
belajar yang digunakan.
Seorang ahli
hukum yang berfungsi sebagai narasumber akan membawa missi yang berhubugan
dengan hukum serta mempunyai tujuan agar para penerima pesan dapat mengerti dan
memahami hukum. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap sumber belajar selalu
mempunyai tujuan.
Tujuan dari
sumber belajar itu sendiri adalah:
1. Selama
pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian akan menimbulkan
pemahaman yang mendalam dalam belajar.
2. Mendorong
terjadinya pemusatan perhatian terhadap topic sehingga membuat peserta didik
menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil belajar yang lebih
bermutu.
3. Meningkatkan
ketrampilan berpikir seperti keterampilan dalam memecahkan persoalan.
Sedangkan
fungsi dari sumber belajar adalah :
Meningkatkan
produktivitas pembelajaran dengan jalan :
(a) mempercepat
laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik
(b) mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
Memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara :
(a) mengurangi
kontrol guru yang kaku dan tradisional
(b) memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara :
(a) perancangan
program pembelajaran yang lebih sistematis
(b)
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
Lebih
memantapkan pembelajaran, dengan jalan :
(a)
meningkatkan kemampuan sumber belajar
(b) penyajian
informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
Memungkinkan
belajar secara seketika, yaitu :
(a) mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya kongkrit
(b) memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung.
Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu
menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi
di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar
untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.[9]
5.
Faktor-faktor
Pemilihan Sumber Belajar
Agar dapat diketahui hakikat sumber belajar secara lebih jelas, disamping
komponen-komonen, ciri-ciri serta dapat memanfaatkan sumber belajar lebih
efektif dan efisien perlu pula diketahui faktor-faktor sumber belajar pada
umumnya antara lain meliputi:
·
Perkembangan
teknologi. Dewasa ini sejalan dengan perkembangan zaman maka muncullah berbagai
sumber belajar modern yang bisa dimanfaatkan jasanya seperti halnya film,
slides, film strips yang bisa digunakan sebagai sumber belajar yang dirancang. Demikian
pula dengan sumber belajar yang tidak dirancang seperti wawancara dengan
narasumber dapat menggunakan teknik rekaman melalui fotografi, video atau
audio.
·
Nilai-nilai
budaya setempat. Sering ditemukan bahan yang diperlukan sebagai sumber belajar
yang dipengaruhi oleh budaya setempat, diantaranya nilai-nilai budaya yang
diyakini oleh masyarakat setempat. Seperti tempat bekas peninggalan upacara
ritual pada masa lampau yang masih dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk
dikunjungi akan sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar.
·
Keadaan
ekonomi pada umumnya. Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang
mempengaruhi sumber belajar dalam hal upaya pengadaannya, jenis atau macamnya.
Seperti: lembaga pendidikan mengadakan beberapa sumber belajar dalam jumlah
yang cukup memadai dan bervariasi. Hal ini pastinya membutuhkan dana yang cukup
besar dan tidak murah. Maka dari itu, kebutuhan dan pemanfaatan sumber belajar
disesuaikan dengan keadaan ekonomi lembaga tersebut.
·
Keadaan
pemakai. Pemakai sumber belajar memegang peran penting karena pemakailah yang
memanfaatkan sumber belajar, seperti halnya: bagaimana latar belakang dan
pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan pemakai memanfaatkan
sumber belajar.[10]
Memilih sumber belajar didasarkan atas kriteria
tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum
dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria pemilihan
sumber belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun
bagi sumber belajar yang dimanfaatkan. Berikut rincian kriterianya:
1.
Kriteria
umum, merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya:
a) Ekonomis. Pengadaan sumber belajar yang
bisa dimanfaatkan dengan jangka waktu yang lama (awet) akan lebih ekonomis
karena tidak akan mengeluarkan banyak dana dalam waktu singkat.
b) Praktis dan sederhana. Tidak memerlukan
pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit, seperti: pro-slides,
opaque projector untuk memproyeksikan gambar, majalah folder, foto dan peta.
Sumber belajar ini sangat memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang
sulit dan langka. Sebaiknya pengadaan sumber belajar disajikan secara praktis
dan sederhana agar tidak menghabiskan waktu dan dana yang cukup besar.
c) Mudah
diperoleh. Sumber belajar hendaknya yang bisa didapatkan dengan mudah. Ini bisa
diaplikasikan pada sumber belajar yang tidak dirancang karena dapat dicari di
lingkungan sekitar.
d) Bersifat fleksibel. Sumber belajar bisa
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh
faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya, keinginan berbagai
pemakai sumber belajar itu sendiri, seperti halnya kaset video.
e) Komponen-komponennya
sesuai tujuan. Sering kali suatu sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai
dan pesan yang dibawa juga cocok. Hal ini merupakan kriteria yang penting.
1.
Kriteria
berdasarkan tujuan, antara lain:
a) Sumber belajar untuk motivasi. Pemanfaatan
sumber belajar yang mampu membangkitkan minat, mendorong partisipasi,
merangsang pertanyaan-pertanyaan dan memperjelas masalah.
b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran.
Kriteria ini biasanya dipakai oleh para guru untuk memperluas bahan pelajaran
dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.
c) Sumber belajar untuk penelitian. Sumber belajar
yang dapat membantu dalam bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dicatat
secara teliti dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh secara
langsung dari masyarakat atau lingkungan melalui penggunaan rekaman audio
maupun video.
d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Dalam
kriteria ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
·
Menentukan
jenis sumber belajar.
·
Mempertimbangkan
keaktualan sumber belajar dalam memecahkan permasalahan.
·
Menyimpulkan
permasalahan atas dasar sumber belajar.
e) Sumber belajar untuk presentasi. Ini sama
dengan yang dipergunakan dalam kegiatan instruksional, lebih ditekankan sebagai
alat, metode atau strategi penyampaian pesan.
Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang yaitu sumber
belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah
: buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHP). Jenis sumber belajar
yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan
yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan
pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama,
olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar,
siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber
belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk
keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian
banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar
yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium, tokoh-tokoh
masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Oleh karena setiap anak merupakan individu yang
unik (berbeda satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan
yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Dengan begitu maka
diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri
siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber
belajar secara bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada
siswa untuk selalu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada.
Hal yang perlu diperhatian agar bisa terjadi
kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi
dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya
mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar.
Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pembelajar dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu para guru dituntut untuk kraetif dalam menciptak
sumber belajar berupa media yang dapat digunakan oleh siswa dalam memahami
materi pelajaran.[11]
Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan,
membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai
sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang,
melainkan juga sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang
sengaja dirancang khusus, melainkan juga sumber belajar yang tinggal
dimanfaatkan. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita
manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.
Wujud interaksi antara siswa dengan sumber
belajar dapat bermacam-macam. Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari
guru memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya
dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektifitasnya. Belajar hanya akan
efektif jika si belajar diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu,
melalui multi-metode dan multi-media.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran,
siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala
potensi yang dimiliki siswa. Namun sangat disayangkan, belum semua guru yang
ada di sekolah memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak
guru yang mengandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, dimana guru merasa
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan
guru-guru di sekolah kita. Pemanfaatan sumber belajar lainnya dirasakan kurang.
Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Padahal banyak sumber belajar yang dapat
dimanfatkan oleh guru guna membantu proses pembelajarannya.[12]
BAB III
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari atau mendapatkan pengalaman belajar tertentu.
Ada beberapa jenis sumber belajar, yaitu pesan, manusia, bahan, peralatan,
teknik/metode, dan lingkungan. Sedangkan untuk komponen dari sumber belajar
meliputi tujuan sumber belajar, bentuk fisik sumber belajar, pesan yang dibawa
oleh sumber belajar, dan tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber
belajar. Dalam memilih sumber belajar terdapat kriteria-kriteria yang perlu
dipertimbangkan. Untuk merancang sumber belajar, langkah- langkah yang dapat
dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan, penetapan sumber belajar, pengembangan
sumber belajar, dan evaluasi sumber belajar. Sebagai pendidik, peran guru
sangatlah besar karena guru harus bisa memberikan pendidikan yang terbaik
kepada peserta didiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.
Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu dengan memanfaatkan sumber belajar
dengan baik. Oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu menggunakan sumber
belajar yang ada sebagai fssilitator dalam pembelajaran. Selain guru, siswa
juga diharapkan dapat bersikap kritis terhadap sumber belajar yang digunakan
oleh guru. Sehingga proses evaluasi sumber belajar dapat terlaksana dengan
seoptimal mungkin.
1.2
SARAN
Untuk memberikan pendidikan yang terbaik, tidak hanya peran dari
guru dan siswa saja yang dianggap penting dalam memanfaatkan sumber belajar
secara optimal. Melainkan, orang tua juga diharapkan ikut serta menbantu guru
maupun siswa dalam menyediakan sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Jadi, antara
guru maupun orang tua dapat saling bekerja sama dalam menyediakan sumber
belajar yang efektif sesuai dengan yang siswa perlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani, 1997, Media Instruksional Edukatif: PT Rineka
Cipta. Jakarta.
Drs. Mudhofir, M.Sc, 1992, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat
Sumber Belajar: PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nana sudjana dan Ahmad Rivai, 2007, Teknologi
Pengajaran: Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Anissatul Mufarokah,2009,Strategi Belajar Mengajar: Teras. Jogjakarta.
Supriono S dan Achmad Sapari, 2001,Manajement Berbasis Sekolah:
SIC. Surabaya.
Arief, Rahardjo, Anung, Rahardjito, 1984, Media Pendidikan: PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
[1]http://www.gudangmateri.com/2011/04/pengembangan-pusat-sumber-belajar-di.html
[2]http://kabarkantanggamus.blogspot.com/2012/02/sumber-belajar-di-sekolah.html
[3] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta,
1997) Hal 102
[4] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta;PT Rineka
Cipta,1997)hlm.104
[5] Drs. Mudhofir, M.Sc, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar,
(Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 1992) Hal: 1
[6] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta,
1997),hlm:111
[7] Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar,(Yogyakarta;Teras,
2009), hlm:106
[8] Supriono,S dan Achmad Sapari, Manajement Berbasis Sekolah, (Surabaya;
SIC,2001),hlm30
[9]. Nana sudjana dan Ahmad Rivai, 2007, Teknologi
Pengajaran: Sinar Baru Algensindo. Bandung, hlm 81
[10] Ibid, hlm.107
[11] http://umum.kompasiana.com/2009/03/24/pemanfaatan-sumber-belsjsr-di-sekolah-4473.html
[12]http://umum.kompasiana.com/2009/03/24/pemanfaatan-sumber-belsjsr-di-sekolah-4473.html
0 komentar:
Posting Komentar