Senin, 13 April 2015

MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Jenis-Jenis Media Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan, ternasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat  membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
1.2.RUMUSAN MASALAH
                  1.     Apa pengertian Media Pembelajaran?
                  2.     Apa Manfaat Media Pembelajaran?
                  3.     Apa Jenis-Jenis Media Pembelajaran?
1.3.TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Media Pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui manfaat dari Penggunaan Media Pembelajaran.
3.      Untuk Mengetahui Jenis-jenis Dari Media Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupkan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antar dua pihak atau kutub) atau suatu alat.[1]Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dpergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.[2]Gerald dan Ely menjelaskan pula bahwa media grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan, informasi lisan atau visual.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan yang disebut perangkat lunak (software). Contohnya yaitu bila guru membuat bagan atau tulisan pada suatu transparansi, kemudian diporoyeksikan melalui overhead projector (OHP), maka bahan atau materi pada transparan tersebut dinamakan perangkat lunak (software), sedangkan OHP itu sendiri merupakan alat atau perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk memproyeksikan memproyeksikan (memantulkan) materi pelajaran pada layar.


2.2. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
    1.     Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda‑beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-­siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
    2.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
 Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi  melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
    3.     Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.


      4.  Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang‑ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
      5.   Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
      6.  Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program‑program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber‑sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
      7.  Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber‑sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
    8.     Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu‑satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek‑aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.[3]

2.3. JENIS-JENIS MEDIA
A. MEDIA VISUAL
Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Media ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Media visual yang tidak diproyeksikan
Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak. Media ini digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun penggunaanya. Faktor-faktor seperti tidak adanya aliran listrik, daerah terpencil, tidak tersedianya peralatan, kelompok kelas kecil menyebabkan guru memilih media yang dirasa praktis.
   Beberapa media visual yang tidak diproyeksikan antara lain:
a.       Gambar mati atau gambar diam
Gambar dapat memberikan gambaran yang telah lalu atau potret (gamabaran) masa yang akan dating. Menurut Edgar Dale (1963) gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf pengalaman yang lebih konkrit (pengalaman langsung).[4]
b.      Diagram
Gambar berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada.
c.       Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.
d.      Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
e.       Grafik
Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah,  pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
2.      Media visual yang diproyeksikan
Media ini merupakan media visual yang dapat diproyeksikan pada layar melalui suautu pesawat proyektor. Media ini terdiri dari dua unsur yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Melalui pesawat proyektor, materi atau perangkat lunak yang berwujud gambar, bagan atau tulisan dapat diproyeksikan pada layar. Pesawat yang digunakan untuk menampilkan gambar tersebut disebut perangkat lunak.
Beberapa jenis media visual yang diproyeksikan
a.       Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan suatu pesawat yang memproyeksikan sesuatu melalui atas kepala. Maksudnya, bahwa sinar yang dipantulkan alat ini melampaui kepala orang yang menggunakannya.
b.      Slide Projector (Projector film bingkai)
Media ini terdiri dari film yang digunting satu per satu kemudian diberi bingkai dari kertas Koran atau plastik.
c.       Filmstrip Projector
Film ini sama dengan slide, akan tetapi tidak dipotong-potong, melainkan dibiarkan dengan gulungan satu rol, kemudian diproyeksikan dengan projector film strip.
Kelebihan media visual
1.      Media bersifat konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal atau non visual sehingga lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya.
2.      Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yasng diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang menarik dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
3.      Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas. Melalui penggunaan media visual yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
4.      Lebih efiektif dan efisien  dibandingkan media verbal lainnya karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.
5.      Penggunaannya praktis, maksudnya media visual ini mudah dioperasikan oleh setiap orang yang memilih media-media tertentu, misalkan penggunaan media OHP.
Kelemahan Media Visual
1.      Tidak dapat menimbulkan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi maupun suara.
2.      Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar.
3.      Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.
B. MEDIA AUDIO
Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan melalui indra pendengaran.[5] Media audio dalam dunia pembelajaran diartikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat disajikan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. Berdasarkan pengembangan pembelajaran, media audio dianggap sebagai bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan dan digunakan oleh guru dan siswa. Materi pelajaran dapat diurutkan penyajiannya, serta bersifat tetap, pasti, dan juga dapat digunakan untuk media instruksional belajar secara mandiri. Terdapat beberapa jenis media audio, antara lain
a.       Radio
Radio merupakan media audio yang disiarkan.[6] Suara yang mengandung pesan dikomunikasikan atau diinformasikan melalui alat atau microfon yang kemudian akan dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik dan penerima pesan (pendengar) menangkap informasi tersebut melalui pesawat radio.
Fungsi radio adalah menyampaikan pesan bahan pelajaran yang dapat didengar oleh penerima pesan atau pembelajar. Penggunaan radio sebagai media pembelajaran perlu memperhatikan waktu setepat-tepanya, artinya mulai pada waktu yang tepat dan berakhir pada waktu yang tepat pula.
b.    Audio kaset
Audio kaset berupa pita magnetis yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape recorder. Audio kaset cukup efektif dan efisien untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas untuk keterampilan mendengar. Rekaman audio merupakan jenis media yang tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa, Al Qur’an dan latihan-latihan yang bersifat verbal. Misalnya , rekaman untuk pelajaran bahasa asing, rekaman pidato, bacaan Al Qur’an, pendidikan agama untuk suatu forum pengajian, rekaman bacaan-bacaan sholat, do’a-do’a haji, dan sebagainya.
Kelebihan media audio
1.      Tidak begitu mahal untuk kegiatan pembelajaran
2.      Bisa diproduksi, materi audio dapat dengan mudah diduplikat dengan bantuan piranti lunak dan perangkat yang sesuai.
3.      Mudah dipindahkan, sehingga dapat mengatasi kebutuhan perpindahan dari satu ruang ke ruang lainnya.
4.      Radio dapat lebih memusatkan perhatian siswa melalui kata-kata yang digunakan.,
5.      Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
6.      Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
7.      Menyediakan informasi terbaru, siaran audio biasanya berbasis berita, pidato, presentasi, atau penampilan langsung.
8.      Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.


Kelemahan media audio
1.      Sifat komunikasinya hanya satu arah,sehingga tidak diperoleh umpan balik secara langsung.
2.      Pesan yang disiarkan bersifat desentralisasi sehingga guru tidak dapat mengontrol pesan tersebut.
3.      Media audio tidak dapat menampilkan symbol digit,sehingga memerlukan bantuan media visual.
4.      Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah  mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
5.      Pengembangan program audio yang baik akan menyita waktu.
6.      Penentuan cara penyampaian informasi dapat menimbulkan kesulitan bila pendengar memilki latar belakang serta kemampuan mendengar yang berbeda.
7.       Perhatian terhadap hak cipta masih kurang sehingga berkas audio dengan mudah dapat diperbanyak tanpa izin resmi (illegal). Hal tersebut menimbulkan pelanggaran hak cipta.
8.      Urutan yang kaku, artinya berkas audio yang sudah terekam tidak dapat dengan mudah dimajukan atau diundur seperti pada media cetak.[7]
C. MEDIA GRAFIS
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan kepenerima pesan. Saluran yang digunakan adalah mengutamakan indra penglihatan (visual). Agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, pesan yang disampaikan di tuangkan kedalam, symbol komunikasi yang digunakan adalah symbol visual. Simbol-simbol pesan yang dituangkan perlu dipahami terlebih dahulu.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa media grafis berfungsi untuk: menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak divisualisasikan, media grafis, sederhana dan mudah pebuatannya, dan termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.
Media grafis banyak sekali macamnya, beberapa diantaranya sebagai berikut:
1.      Gambar atau foto.
Gambar atau foto yang merupakan media yang paling umum digunakan orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai di mana-mana, serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.perbedaan antara media gambar atau foto dengan verbal adalah, (1) media gambar atau foto, memvisualkan apa adanya secara detail, (2) verbal (kata-kata), kelemahannya terletak pada keterbatasan daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan, sehingga mingkin ada hal-hal yang tercecer atau terlupakan dalam menyampaikan pesan.
Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan gambar, tentu merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar. Maka penggunaan gambar atau foto harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, dan tujuan yang diinginkan.[8]
Kelebihan gambar atau foto:
1.      Sifatnya konkrit, lebih realis menunjukkan pada pokok masalah bila dibandingkan dengan verbal semata.
2.      Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua benda, objek, peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan pembelajar tidak dapat dibawa ke kelas, dan pembelajar tidak dapat dibawa ke obyek tersebut. Maka perlu diciptakan dengan membeuat gambar atau foto benda tersebut.
3.      Gambar dapat mengatasi keterbatasan panca indera. Misalnya, hewan bersel satu tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang, tetapi dengan mikroskop. Apabila tidak menggunakan mikroskop, maka dapat direkayasa dengan bentuk gamabar atau foto.
4.      Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja.
5.      Media ini, lebih murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan tanpa memerlukan peralatan.
Kelemahan media gambar atau foto:
1.      Lebih menekankan persepsi indera mata.
2.      Benda terlalu kompleks, kurang efektif untuk pembelajaran, dan
3.      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Media gambar atau foto yang baik sebagai media pengajaran, harus memenuhi lima syarat, yaitu:
1.      Harus autentik, artinya gambar haruslah jujur melukiskan situasi seperti apa adanya atau sesuai dengan benda aslinya.
2.      Sederhana, komposisinya hendaklah cukup jelas menunjukkan point-point pokok dalam gambar.
3.      Ukurannya relatif, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kedil, tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar atau foto, harus menampilkan suatu benda atau objek yang telah dikenal pembelajar dan sifatnya aktual. Umpamanya, obyek atau peristiwa yang belum dikenal pembelajar ditampilkan dalam gambar atau foto, pembelajar akan sulit membayangkan benda atau obyek tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, hendaklah dalam gambar atau foto terdapat sesuatu yang telah dikenal pembelajar sehingga dapat membantunya membayangkan gambar tersebut.
4.      Gambar atau foto harus mengandung unsur gerak dan perbuatan. Artinya, gambar atau foto yang baik tidaklah menunjukkan suatu obyek atau kejadian dalam keadaan diam, tetapi memperlihatkan suatu aktifitas, kegiatan, atau perbuatan tertentu. Untuk itu, bagi pengajar yang akan menggunakan gambar atau foto untuk menjelaskan matei pembelajaran, pilihlah gambar atau foto yang mengandung aktifitas, gerak, atau suatu perbuatan.
5.      Gambar atau foto yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mungkin saja, gambar atau foto hasil karya pembelajar, seringkali lebih baik, walaupun dari segi mutunya kurang baik. Maka untuk gambar atau foto yang baik sebagai media pembelajar, hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.[9]
2.      Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Dalam menggunakan sketsa, pengajar dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk gambar sedrhana atau draf kasar, yang dapat digunakan dalm proses pembelajaran.
Manfaat sketsa
a.       Menarik perhatian pembelajaran.
b.      Menghindari banyak verbalisme.
c.       Memperjelas sajian pesan kepada pembelajar.
d.      Harganya cukup murah, dan
e.       Media ini dapat digunakan langsung oleh pengajar pada saat menerangkan di depan kelas.
Penggunaan sketsa dalam aktivitas pembelajaran adalah pengajara dapat menjelaskan sesuatu secara lisan atau verbal. Apabila pengajar ingin penjelasannya lebih jelas dan dapat menarik perhatian pembelajar, sebaiknya pengajar menunjukkan benda-benda sebenarnya, tetapi langkah ini memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak. Maka pilihan menggunakan sketsa adalah merupakan alternatif yang menguntungkan dalam suatu proses pembelajaran, sebab selain dapat dibuat pengajar sendiri secara langsung dan cepat. Pengajar juga sambil membuat dan kemudian menjelaskan pelajaran.
3.      Diagram.
Diagram atau skema adalah gambar sederahana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Diagram suatu gambar sederhana yang mengunakan garis-garis dan simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari obyek secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada anatar komponennya atau sifat-sifat dari suary proses yang disajikan.
Isi diagram pada umunya berisi hal-hal sebagai berikut:
1)      Petunjuk-petunjuk suatu masalah,
2)      Dapat menyederhanakan hal-hal yang kompleks,
3)      Dapat memperjelas penyajian pesan, dan
4)      Diagram yang baik adalah sangat sederhana, hanya memuat bagian-bagian terpenting yang dapat diperlihatkan.
Ciri-ciri diagram yang perlu diketahui adalah sebgai berikut:
1)      Diagram bersifat simbolik, abstrak dan kadang-kadang sulit dimengerti.
2)      Untuk membaca diagram harus mempunyai latar belakang tentang apa yng didiagramkan.
3)      Walaupun sulit dimengerti, tetapi sifatnya yang padat, dan dapat memperjelas arti.
Selain itu, diagram atau skema yang baik sebagai media pembelajaran adalah:
1)      Benar, digambar rapi, diberi judul, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
2)      Cukup besar dan ditempatkan secara strategis, dan
3)      Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum. Yaitu dari kiri ke kanan dari atas ke bawah.[10]
4.      Bagan atau Chart
Bagan atau chart adalah gambaran suatu situasi atau suatu proses yang dibuat dengan garis gambar atau tulisan. Fungsi pokoknya dalam menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit apabila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara verbal.
Tujuan pembuatan bagan atau chart untukdigunakan dalam proses pembelajaran, adalah:
a.       Menerangkan suatu situasi, suatu proses secara simbolik dengan menggunakan garis-garis, gambar-gambar, dan tulisan.
b.      Menerangkan bermacam-macam keterangan menjadi satu.
c.       Memberi gambaran tentang hubungan antara sesuatu keadaan dengan keadaan lain secara simbolis di dalam situasi.
5.      Grafik (graphs).
Media grafik adalah gambaran tentang suatu situasi atau proses perkembangan dengan menggunakan deretan angka, garis-garis dan kata-kata yang berisikan suatu pengertian. Media grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan untuk melengkapinya seringkali digunakan simbol-simbol verbal.
Tujuan umum pembuatan grafik adalah untuk memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat dan sederhana. Jadi, apabila sebuah grafik ruwet dan sulit dibaca berarti akan kehilangan manfaat yang berharga.
Fungsi grafik adalah:
a.       Menerangkan data kualitatif secara teliti.
b.      Menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu obyek atau peristiwa yang saling berhubungan singkat dan jelas. Grafik disusun berdasarkan prinsip matematika dengan menggunakan data-data yang komparatif.
Beberapa manfaat atau kelebihan media grafik, adalah sebagai berikut:
a.       Grafik bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungannya.
b.      Grafik dengan cepat memudahkan dan memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah.
c.       Penyajian data grafis, jelas, cepat, menarik, ringkas dan logis. Maka semakin ruwet data yang disajikan semakin baik grafik penampilannya dalam bentuk statistik yang cepat dan sederhana.
Karena itu, konsep yang ruwet-ruwet akan lebih efektif diperlihatkan, bila dituangkan kedalam sebuah rangkaian grafik yang lebih sederhana dari pada grafik yang ruwet.
Beberapa ketentuan grafik yang baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran, adalah:
a.       Jelas dilihat oleh seluruh kelas.
b.      Hanya menyajikan satu ide setiap grafis.
c.       Ada jarak atau ruang kosong antar kolom-kolom.
d.      Warna yang digunakan kontras dan harmonis.
e.       Berjudul dan ringkas.
f.       Sederhana (simplicity).
g.      Mudah dibaca (legalicity)
h.      Praktis mudah diatur (manageability)
i.        Menggambarkan kenyataan (realisme)
j.        Menarik (attractiveness), dan
k.      Jelas dan tidak memerlukan informasi tambahan (appropiatenes), teliti (accuracy).
D.  MEDIA TIGA DIMENSI
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah benda tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari pembelajar dalam wujud aslinya. Boneka merupakan jenis model yang digunakan untuk memperlihatkan permainan.
1.      Benda asli
Benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikut sertakan berbagai indra dalam belajar. Hal ini disebabkan karena benda asli memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar kecilnya, berat, warna, dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pembelajar.Jadi, benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya.
Sebagai contoh, sebilah keris adalah benda asli, akan tetapi apabila keris tersebut tanpa hulu, maka keris tersebut bukan benda asli lagi, melainkan sebagian dari padanya, dan seterusnya. Selain itu, seekor binatang yang di awetkan dalam botol berisi formalin, dan binatang tersebut tidak termasuk benda asli, tetapi disebut specimen atau barang contoh.
Dengan dasar ini, apabila menggunakan benda asli, adalah benda-benda nyata atau makhlukhidup (real materials) dalam pengajaran adalah hal yang paling baik. Karena dalam menampilkan benda-benda asli tersebut tentu memiliki ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, dan lain-lain.[11]
2.      Benda Model
Benda model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil.
Sebagai contoh, kita dapat melihat gerhana matahari atau gerhana bulan, namun kita tidak akan pernah dapat melihat proses gerhana bulan dan matahari yang sebernarnya yang menyebabkan gerakan itu. Untuk memudahkan proses pembelajaran, gerakan gerhana matahari atau bulan dibuatkan modelnya untuk memperlihatkan apa yang hendak diketahui.
Dalam pembelajaran, tidak selalu atau harus menggunakan benda-benda asli. Artinya benda-benda tersebut dapat digantikan dengan benda-benda tiruan. Penggunaan benda-benda pengganti atau benda-benda tiruan, berfungsi untuk menggantikan benda-benda sebenarnya. Penggunaan benda-benda tiruan perlu dilakukan pengajar dengan pertimbangan:
a.       Mungkin benda tersebut sulit didapatkan
b.      Benda tersebut jauh tempatnya
c.       Benda tersebut terlalu kecil atau terlalu besar, dan
d.      Mungkin benda tersebut merupakan benda yang dilindungi oleh cagar budaya.[12]
3.      Alat tiruan sederhana atau mock-up
Alat tiruan sederhana banyak digunakan dalam pendidikan teknik dan industry untuk menjelaskan kerjanya bagian-bagian dari sebuah alat atau mesin. Di pendidikan kemiliteran juga banyak menggunakan mock-up untuk menerangkan fungsi dari bagian-bagian senjata. Jadi, dapat dikatakan bahwa mock-up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utamanya dari suatu proses utama mudah dimengerti pembelajar.
            Alat tiruan sederhana adalah tiruan dari benda sebenarnya diaman sengaja dipilih bagian-bagian yang memang penting dan yang diperlukan saja untuk dibuat sesederhana mungkin supaya mudah dipelajari. Selain itu, umunya bagian-bagian pada mock-up dapat digerakkan dan bukan mati. Gerakan itu, selain menjelaskan sangat efektif untuk belajar, sebab gerakan itu sendiri merupakan daya tarik dan juga menunjukkan realitas sesuai dengan obyek aslinya. Sebagai contoh kita membuat mock-up sebuah jam dari karton yang paling sederhana, yang jarum-jarumnya dapat digerakkan untuk mengajari anak-anak menggunakan waktu. Dapat juga diguanakan untuk mengajari anak-anak tentang waktu-waktu sholat.
4.      Diaroma
Diaroma adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Diaroma, biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau obyek-obyek ditempatkan di pentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajiannya. Diaroma sebagai media pembelajaran terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah dan bahkan dapat diusahakan untuk berbagai macam mata pelajaran.
Cara membuat diaroma tidak terlalu sukar, karena bahan-bahan tidak perlu diperlukan yang mahal. Diaroma dapt dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapatkan. Contohnya pohon-pohon yang dibuat dari kawat dan dibalut dengan kertas berwarna hijau. Semak-semak dapat dibuat dari karet karet busa hujau, dan untuk padang rumput dicari lumut, untuk rumah-rumahan dapat dibuat dari karton, kemudian diberi warna. Untuk orang-orang dapat dibuat dari lilin atau kain yang dibalut berbentuk manusia kemudian diberi pakaian, dan lain-lain.[13]
E.      MEDIA AUDIOVISUAL
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual. Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual.[14]Sedangkan Dale mengemukakan bahwa bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut (Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa “Media Audio Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”.Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat Bantu yang dipakai adalah alat Bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan darimana pun.[15]
Sejak saat itu alat audiovisual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran. Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara,Visual dan gerak. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian lahir teknologi Audio-Visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut:
a.    Kemampuan untuk meningkatkan persepsi.
b.    Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
c.    Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau  pengetahuan hasil yang dicapai.
d.   Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
1.    Macam-macam Media Audio Visual.
A.    Media Audio Visual Gerak
         Media audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film bergerak.
a.         Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Film jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Film dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
b.   Video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
c.   Televisi
Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkorversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan dan suara yang dapat didengar. Televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut: (1) dituntun oleh instruktur (seorang guru atau instruktur yang menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual), (2) sistemati (siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana), (3) teratur dan berurutan (siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran diabangun atau mendasari diaran lainnya), dan (4) terpadu (siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, mennulis, dan pemecahan masalah).[16]
B.     Media Audio Visual Diam
Media audio visual diam atau Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah sound slide.
a.  Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi. Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep. Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
2.     Karakteristik Media Audio Visual
Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik media audio visual adalah sebagai berikut:
a.    Bersifat linier.
b.    Menyajikan visual yang dinamis.
c.    Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang.
d.   Merupakan representative fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
e.    Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
f.     Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yamg rendah.
g.    Mampu menghadirkan informasi atau pesan dalam wujud gambaratau visual dan    suara secara riil, nyata.
h.    lebih mengutamakan Visual dari pada suara, meskipun tidak bisa lepas dengan suara yang berperan melengkapi informasi atau pesan visual.
3.      Kelebihan dan Kekurangan Media AudioVisual
1. Kelebihan Media Audio Visual
a.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
b.    Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model, Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar, Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi, Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal, Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll., Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
c.    Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
2. Kekurangan Media Audio Visual
a.    Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
b.    Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
c.    Media audiovisual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media audio-visual cenderung tetap di tempat.[17]
F.     MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET
Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung menggunakan definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya.
Sedangkan pengertian media pembelajaran berbasis Internet (E-Learning) adalah media pembelajaran menggunakan internet sebagai medianya dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.
A.  Media Pembelajaran Berbasis Internet
Kemajuan ICT, proses ini dimungkinkan dengan menyediakan sarana pembelajaran online melalui internet dan media elektronik. Konsep pembelajaran berbasis ICT seperti ini lebih dikenal dengan e-learning. E-Learning atau electronic learning kini semakin merupakan salah satun cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Pengertian formal istiah e learning diberikan oleh beberapa pakar diantaranya yang banyak diadopsi adalah pendapat Harley, yang menyatakan bahwa e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan Komputer lain. Sedangkan menurut Learn Frame bahwa e-learning, disebut juga Tb- Learning (Technology-based Learning) adalah sistem pendidikan yang menggunakan semua aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar termasuk jaringan Komputer (Internet, Intranet, Satelit), media elektronik (audio, tv, CD-ROM).
Dalam konsep e-learning, tidak saja materi pelajaran disediakan secara online, tetapi juga ditandai dengan adanya suatu sistem (berupa software) yang mengatur dan memonitor interaksi antara guru dan siswa (dosen dengan siswa), baik bersifat langsung (synchronoius) atau tertunda (asynchronoius). Dalam e-learning sistem ini dikenal dengan istilah LMS atau CMS (Learning atau Course Management System). Software LMS komersial yang popular diantaranya adalah WebCT, Blacckboard, TopClass, eCollege. Sedangkan yang merupakan open source yang banyak dikenal di antaranya adalah Dokeos (yang dipakai UNEJ) dan Moodle. LMS atau CMS tidak saja menyediakan ruang bagi dosen untuk menaruh materi pelajaran tetapi juga menyediakan fasilitas lain seperti komunikasi langsung (chatting, teleconference, video conference), komunikasi tertunda (e-mail, mailing-list), pelacak progress (progress tracking), materi pelajaran (silabus, materi pelajaran, kumpulah soal-soal, latihan online).[18]
B.  Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Ada beberapa keunggulan e-learning dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional di antaranya adalah :
a.         Pembelajaran jarak jauh, e-learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.
b.        E-Learning dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran.
c.         E-Learning menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
d.        E-Learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi, peserta didik dengan dosen, guru, instruktur maupun sesame peserta didik.
e.         Fleksibilitas dari sisi waktu dan tempat. Suasana tidak menegangkan. Dengan e-learning suasana belajar tidak menegangkan seperti tatap muka langsung. Siswa lebih berani melakukan latihan online karena tidak takut malu atau dibentak kalau melakukan kesalahan.
f.         Mudah meremajakan materi. Berbeda dengan meremajakan materi pelajaran yang tersusun dalam bentuk buku cetak, materi online dapat diremajakan setiap saat.
g.        Peserta didik dapat merasa senang dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan karena menggunakan alat bantu seperti video, audio dan juga dapat menggunakan alat bantu seperti komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan komputer.
Selain memiliki beberapa keunggulan, pemanfaatan e-learning pun memiliki beberapa kekurangan yakni :
a.         Terutama dari sisi kebutuhan investasi jaringan pendukung dengan perangkat lunaknya. Untuk dapat memperoleh manfaat yang optimal dari e-learning dibutuhkan dukungan jaringan yang tepat dan stabil.
b.        Guru banyak yang belum siap menggunakan metode e-learning dan masih belum terampil menggunakan fasilitas seperti video dan komputer.
c.         Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini belum bisa diterapkan.
d.        Keterbatasan jumlah Komputer yang dimiliki oleh Sekolah juga menghambat pelaksanaan e-learning.
e.         Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik ELearning ini.[19]

D.     
BAB III
PENUTUP

3.1.  KESIMPULAN
Pengertian Media Pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan yang disebut perangkat lunak (software).
Manfaat dari Media Pembelajaran adalah Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, Proses Pembelajaran lebih jelas dan menarik, Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, Efisiensi dalam waktu dan tenaga, Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar,   Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Jenis-jenis Media Pembelajaran Media Visual, Media Audio, Media Grafis, Media Benda (3D), Media Audiovisual, Media Berbasis Internet.


DAFTAR PUSTAKA

Anitah ,Sri,Media Pembelajaran (Surakarta:Yuma Presindo.2009)
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers.2002)
Hujair AH.Sanaky,Media Pembelajaran (Yogyakarta:Safiria Insania Press.2009)
Hamzah,Amir Suleiman, Media Audio-Visual untuk Pengajaran, penerangan, dan penyuluhan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985),
Hamalik ,Oemar, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya, 1989),
Sudjana ,Nana, Media Pengajaran. (Surabaya : Pustaka dua, 1978).
Menggunakan google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.bergaul.com/pages/blog/ showblog.php?blogid=16309, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pada Pukul 15.35
Menggunakan google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.learnframe.com/, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pukul 15.45




[1] Sri Anitah,Media Pembelajaran (Surakarta:Yuma Presindo.2009) hlm 4.
[2] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers.2002) hlm 11.
[3] Arief Sadiman.. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008. Hlm 67-69
[4] Op.Cit. Sri Anitah.hlm 8.
[5] Ibid. hlm 39.
[6] Hujair AH.Sanaky,Media Pembelajaran (Yogyakarta:Safiria Insania Press.2009) hlm 94.
[7] Ibid, hlm 65
[8] Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hlm 78
[9] Ibid, Hlm 90
[10] Ibid, hlm 89
[11] Menggunakan google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.learnframe.com/, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pukul 15.45
[12] Nana Sudjana, Media Pengajaran. (Surabaya : Pustaka dua, 1978). Hlm., 192-193.
[13] Ibid, hlm 201
[14] Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual untuk Pengajaran, penerangan, dan penyuluha, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), hlm 11
[15] Arif Sadiman, op.cit  hlm.57
[16] Arif Sadiman, op.cit  hlm. 61
[17] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Op-cit Hlm 79-83
[18] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya, 1989), hlm. 12-15
[19]Menggunakan google sebagai penunjang pembelajaran, dalam : http://www.bergaul.com/pages/blog/ showblog.php?blogid=16309, Diakses tanggal 09 Maret 2014 Pada Pukul 15.35

0 komentar:

Posting Komentar